Rabu, 31 Desember 2008

My Wish for New Year

Ada mitos bahwa pada tahun baru harus ada semangat baru, baju baru, celana baru, mobil baru, rumah baru, anak baru, istri baru dan hal-hal baru lainnya yang masih banyak lagi. Akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Pembaca yang budiman tentu tahu, sebenarnya pergantian tahun tidak lebih dari pergantian tahun. Tidak perlu dilakukan secara heboh ataupun sangat heboh. Misalnya pawai di jalan, teriak-teriak, tiup terompet, atau mandi di kali.
Yang terpenting dari tahun baru 2009 ini hanya satu menurut pendapat saya yang tidak sepenuh benar namun bisa jadi benar. Tidak lain tidak bukan adalah "Harapan Baru." Hanya saja, sekali lagi. Bagi saya, harapan baru tidak semestinya hanya muncul setiap tahun baru, tapi juga setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, setiap milisekon, atau setiap detak jantung kita.
Mengapa aku katakan detak jantung? Karena setiap kali jantung kita berdetak, seharusnya kita masih bersyukur dan memiliki harapan bahwa kita masih hidup sampai saat ini.
Bertambah tahun, bertambah umur. Bagiku, perayaan semacam tahun baru atau ulang tahun tidak jauh berbeda. Semuanya berarti satu hal bagiku, mengingatkanku bahwa waktu hidupku tidak lama lagi. Usia rata-rata manusia sekarang adalah 65 tahun. Dan akan terus berkurang setiap waktunya. Jadi dengan mengunakan rumus kuadrat binominal bisa dikatakan umur efektifku sekitar 55 tahun. Dengan usiaku yang sudah 22 hampir 23. Waktuku yang tersisa tinggal 27 tahunan lagi.
Waktu itu singkat, amat singkat malah. Di usiaku yang sudah hampir seperempat abad ini, aku belum melakukan sesuatu apapun demi orang tuaku, lingkunganku, ataupun negeriku. Terkadang aku merasa masih menjadi seorang bocah yang bersenang-senang saja.
Untuk menentukan harapan ingin apa. Dibutuhkan keambisiuan, masalahnya aku jauh dari tipe yang ambisius karena aku tak tertarik pada hal apapun, selain hidup santai. Dan tanpa perlu melakukan apapun, aku sudah hidup santai. Keberuntunganku terlalu banyak memberikan banyak hal padaku.

Terkadang aku rindu pada temanku, Smith. Yang selalu menarik-narikku untuk melakukan sesuatu, dengan ogah aku melakukan sesuatu. Sering kali, aku merasa hanya melakukan hal sia-sia yang tak berguna maupun tak bernilai bersamanya. Tapi disanalah aku merasa gembira. Berpikir dibawah tekanan, berjuang sambil bermandi peluh keringat, ketakutan sambil terus berusaha, atau mundur dari rencana. Semuanya bukan hal yang bernilai, tapi membuat gembira dan bersemangat.
Dan jujur saja, saat melakukan hal semacam itu. Aku sering sekali mengeluh karena idenya tidak dipikir baik, memaksa aku dan temannya yang lain berjuang keras untuk merampungkan idenya. Hanya pada akhirnya, ide itu rampung juga. Dan aku hanya bisa berkata dalam hati, "Kok bisa, ya?"

Karena itu, harapanku di tahun baru ini. Aku ingin bisa bertemu dengan Smith, melakukan banyak hal bersama. Tentu dengan teman-teman lainnya.

Do something Cool, Together!

...kemudian aku juga ingin bisa menembus Jhana pertama, setidaknya aku juga ingin bisa melihat apa yang dilihat para manusia bijak.
Anyway... Happy New Year!!!

Senin, 29 Desember 2008

Benih dan Buah

Sebagaimana penyebabnya, demikian pula akibatnya. Sebagaimana benihnya, demikian pula buahnya. Sebagaimana tindakannya, demikian pula hasilnya.

Disebidang tanah yang sama, seorang petani menanam dua benih: yang satu benih tebu, yang lain benih neem, tanaman tropis yang sangat pahit. Dua benih di tanah yang sama, mendapat air yang sama, sinar matahari yang sama, udara yang sama. Alam memberi nutrisi yang sama pada keduanya. Lalu dua tanaman kecil muncul dan mulai tumbuh. Apa yang terjadi pada pohon neem? Pohon itu berkemabgn dengan rasa pahit di setiap seratnya, sedangkan tanaman tebu berkembang dengan rasa manis di setiap seratnya. Mengapa alam begitu baik pada yang satu dan begitu kejam pada yang lain?

Tidak, tidak, alam bukan baik dan bukan kejam. Alam bekerja menurut hukum yang sudah pasti. Alam hanya membantu agar sifat benih itu dapat berwujud. Semua nutrisi hanya membantu benih itu untuk mengungkapkan sifatnya yang laten di dalam dirinya. Benih tebu mempunyai sifat manis, karena itu tanamannya pun juga tak bisa lain kecuali manis. Benih neem mempunyai sifat pahit, karena itu tanamannya pun tak bisa lain kecuali pahit. Sebagaimana benihnya, demikian juga buahnya.

Si petani pergi ke pohon neem, membungkuk 3 kali, mengelilinginya 108 kali, dan kemudian mempersembahkan bunga-bungaan, dupa, lilin, buah-buahan dan manisan. Lalu ia mulai berdoa: "Oh, dewa neem, berilah aku buah mangga yang manis. Aku ingin mangga manis!" Kasihan dewa neem itu, karena ia tidak dapat memberinya. Dia tidak punya kuasa untuk memberi mangga manis. Jika seseorang ingin mangga manis, dia harus menanam benih mangga. Dengan demikian dia tak perlu menangis dan memohon bantuan dari siap pun. Buah yang akan dia peroleh tak bisa lain kecuali mangga manis. Sebagai benihnya, demikian juga buahnya.

Sulitnya, kebodohan kita menyebabkan kita selalu sembrono saat menanam benih. Kita terus menerus menanam neem. Tetapi bila sudah tiba waktunya pohon itu berbuah, kita tiba-tiba menjadi waspada dan penuh perhatian. Kita ingin mangga manis. Lalu kita terus menerus menangis dan berdoa serta mengharapkan mangga manis. Hal seperti itu tidak ada gunanya.

from: Neku

Will aka DaoYi

Undangan dengan wangi semerbak bunga mawar datang ke istana kecilku. Pertengahan tahun yang cerah mengiringi libur sekolah yang panjang nan indah. Voltaire pernah berkata "Kehidupan" itu menginsiprasi diriku yang kecil ini untuk mengembangkan kemampuan sampai taraf yang tak terbayangkan oleh khayalan. Lantunan melodi Spring Vivaldi mengiringi keberangkatanku.
Jodoh'kah? Manusia dipertemukan satu sama lain. Takdir'kah? Manusia terpisah satu sama lain. Tanpa mengikuti undangan tersebut, diriku akan selamanya bagai katak dalam tempurung kayu yang lapuk. Di pesta kesaktian tersebut, aku menemukan puluhan orang berbakat dengan keahlian dan kelapukan disetiap bidangnya. Ada yang bagai Dewa tanpa tandingan, namun memiliki obsesi yang berlebihan. Ada yang tak memiliki ambisi, ada yang kehilangan ambisi, ada yang mencari ambisi, bagai tarian latin. Irama pesta tak pernah merendah, canda tawa terkadang dibalut tarik syaraf.

Minggu, 28 Desember 2008

Fyonds, The Strix

Pertengahan tahun 2000 adalah prolognya, mendapat undangan untuk mengikuti pelatihan, tetapi tidak disebutkan pelatihan apa dengan maksud apa. Undangannya pun tak menarik, yang menarik hanya satu kalimat "Untuk calon pemilik tangan midas", itulah alasan aku mengikuti pelatihan tersebut. Singkatnya, setelah prosedur yang panjang dan berbelit-belit, aku mengikuti pelatihan. Sesampai disana, aku diberi waktu senggang jadi aku memilih untuk mencari tempat beristirahat yang sepi. Disana aku bertemu teman pertamaku disana.

Esoknya semua dimulai, pembagian kelompok, pelatihan, dan perujian. aku sekelompok dengan lelaki tersebut, ia dipanggil SeeV. Kemudian berkenalan dengan lelaki jenius Peter, dan manusia yang kreatif sekali DaoYi.

Rabu, 24 Desember 2008

Kesaksian dari Cilegon

Ada suatu tempat dimana anda bisa begitu dekat dengan langit maupun bumi, dan bisa memandang langsung ke lautan luas yang membentang indah dengan senyum dibibir anda. Bukan dunia mimpi, bukan juga khayalan. Orang-orang yang terlalu pesimis akan menganggap sebagai khayalan belaka yang berlebihan.
Tetapi orang bijak akan bertanya, "Dimanakah tempat itu?"
Pertanyaan yang bagus pembaca yang budiman, tempat itu adalah di atas Monomer Ether 1804, Cilegon, Jawa Barat. Secara blak-blakan aku mengatakan itu sebagai salah satu dari 1000 Best Part of My Life. Dan maaf saja, jujur saya katakan, anda menyia-nyiakan seluruh hidup anda bila belum pernah melihat pemandangan tersebut. Mengapa aku mengatakan hal sekeji itu? Itu karena, tempat itu begitu indah dan alami. Sayangnya karena tidak di izinkan membawa kamera saat men-Stock Opname di tempat setengah surga itu. Aku tak bisa sedikitpun memberikan gambaran dari kamera mungilku atas keindahan tempat itu. Sungguh-sungguh maaf.

Sabtu, 20 Desember 2008

perahu kayu

gelombang menghanyut
membawa rasa dan ingin
kayu rapuh gelandang
bertahan didalamnya
takut berdenyit

berharap segera berlabuh
dan tinggalkan perahu
dataran tak terlihat

mengengam kompas dan peta
tanpa tahu dimana ini

Kamis, 18 Desember 2008

Tapak Tilas Sukabumi

Hidup terkadang membosankan, tapi saat kita menemukan tempat yang indah. Kita akan sadar bahwa dunia itu begitu indah. Beberapa orang masih mencari tempat itu, tanpa sadar mereka terus mencari padahal tempat itu begitu dekat. Terlebih bagi kita yang hidup di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Nama kota itu adalah Sukabumi.
Kota itu terletak 600 meter diatas permukaan laut. Iklim sejuk dengan kualitas udara terbaik di Indonesia. Dengan posisi Coordinates: 6° 55′ 10.56″ S, 106° 55′ 37.92″ E, membuat kota Sukabumi semakin special.
Anda menyukai Gunung atau Laut? Tak masalah, kota itu dekat kedua lokasi itu, Gunung Gede dan Pelabuhan Ratu. Luar biasa bukan?

Rabu, 10 Desember 2008

Keberadaan

10:28 PM 12/10/2008

aku terus berlari, demi apa?
sesungguhnya aku pun tak tahu
hanya diberitahu bahwa
aku diciptakan untuk berlari
lucukah? tenggoklah sebelahku

dia terus tidur, demi apa?
sesungguhnya ia pun tak tahu
hanya diberitahu bahwa
ia diciptakan untuk tidur
lucukah? tenggoklah sekelilingnya

bila aku berhenti berlari
aku kehilangan tujuan hidupku
dan aku hanya menemui kekosongan
itulah akhir dari keberadaanku

bila ia berhenti tidur
ia kehilangan tujuan hidupnya
dan ia hanya menemui kekosongan
itulah akhir dari keberadaannya

sedangkan yang lain hidup demi
tersenyum, menangis, cinta, benci,
berusaha, berjuang, berbuat baik,
dan berbagai hal lainnya

baik aku, dia, maupun mereka
hanya menginginkan keberadaan
itu pulalah yang membuat kami
berlari dan tidur
katakanlah kami hidup demi keberadaan
yang terpisah begitu tipis dari kekosongan

Kamis, 04 Desember 2008

AKALIGO

aku mencari kebahagiaan yang abadi,
demi hal tersebutlah aku terus bertahan hidup,
dan demi hal itu pula aku bersedia membuang diriku.

aku mencari sesuatu yang tak terhapus waktu, AKALIGO
kugoreskan tujuanku dalam gejolak darah merahku

Selasa, 02 Desember 2008

Penantian Hujan

Duduk di teras, menanti hujan
Berharap turun hujan yang lembut, indah
Dengan melodi CanonInD dalam hujan

Terlalu mudah untuk berharap
Terlalu mudah mengaibaikan harapan
Disaat diri merasa tak berdaya

Mungkinkah harus mabuk,
baru berani berjuang demi harapan

Menanti hujan harapan
Demi mengisi danau kosong
Bodohkah?

Sebab sungai penuh luapan air,
mengalir disamping danau kosong
Tak maukah berusaha
Tak bisakah berhenti
Berharap kosong

Minggu, 23 November 2008

BaiZhang, The Best

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya bernama lengkap Peter Hanjuan, dan tahun ini (2000) ayah saya meminta saya mengikuti course panjang selama 2bulan. Awalnya saya menolak karena saya pikir ini adalah tindakan yang membuang waktu. Lebih baik saya memperdalam ilmu kedokteran yang hendak saya tekuni dengan otodidak. Tetapi karena beliau terus memaksa, akhirnya saya mengikuti saran beliau. Karena saya tidak ingin mengecewakan orang tua saya.
Langsung 'to the point', saat di course saya beserta 39 orang lainnya dibagi dalam grup-grup yang berisi 4 orang. Dan saya berkumpul dengan grup saya yang sedikit unik. Masing-masing orang di course memiliki kemampuan yang khusus dan unik, tapi rasanya saya mulai menyadari. Course ini berisi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih yang luar biasa tapi karena suatu hal kemampuan itu terkunci. Dan mengapa saya berada didalam kumpulan orang-orang menyedihkan ini?

Jumat, 21 November 2008

Cermin Melodi

waltz berpadu dengan salsa
dentuman berbalut irama sayup
pada akhirnya... Sunyi
senyuman takkan luntur
membekas pada melodi yang berlalu
dalam ingatan semua nada bermain

tawa keras yang "melo"
memecah keheningan lantunan lamunan

sudah waktunya musik dan lirik berjumpa
melodi menguap dalam sepi
satu oktaf lebih tinggi

--
Sent from my mobile device

Kamis, 20 November 2008

SeeV Side Story

Namaku Alexander Smith, aku berasal dari keluarga yang cukup berada. Namun karena suatu hal, aku kehilangan kedua orangtuaku. Biarpun demikian aku mewarisi kekayaan yang berlimpah. Dan untungnya aku masih memiliki paman yang baik, karena khawatir aku mengalami shock setelah kehilangan keluarga terdekatku, ia mengirimku ke suatu pelatihan. Kejadian ini sekitar 8 tahun lalu (2000), dan dipelatihan inilah aku bertemu dengan sahabat-sahabat terbaikku.
Suasana tempat ini begitu harmoni, penuh dengan pepohonan dan kicau burung. Setengah surga, begitu pikirku. Kepribadianku yang ceria sebetulnya tidak terlalu tergangu dengan kehilangan yang baru saja menimpaku. Tapi tak masalah, toh ini liburan. Jadi aku tak terlalu merasa risih saat disuruh paman mengikuti pelatihan ini.

Rabu, 19 November 2008

Apa keinginanku?

Banyak orang bertanya kepadaku, "apa keinginanmu?" Secara jujur aku bingung menjawab pertanyaan ini. Karena aku rasanya tidak menginginkan apapun. Sampai sekarang, aku belum pernah melakukan sesuatu yang benar-benar keinginanku sendiri. Aku hidup demi kedua orangtuaku.Aku tidak tertarik melakukan sesuatu pun. Terkadang aku merasa bahwa "aku" ini tidak ada. Tanpa hasrat...
Bila terbebas dari semua ikatanku, aku mungkin akan segera mengambil arah menuju Jhana. Sebab jalan itu mengarah kepada kekosongan. Dan disanalah aku berawal.Mungkin karena itu juga, tindakan dan ucapanku sering bermakna implisit "Lupakan aku".
Apakah kau menangkap maksudku?Tidak, kau tidak mengerti.

Selasa, 11 November 2008

Matahari

matahari mulai terbenam...
seakan memberitahuku bahwa
jikalau waktuku tiba...

aku juga akan mundur dari kehidupan ini.

namun sebelum cahayanya hilang dibalik gunung.
matahari meninggalkan langit terang bederang penuh warna.

apa yang akan kita tinggalkan kepada dunia untuk diingat?

Selasa, 04 November 2008

Takdirkah

lompatan gansing terlontar
"do it" memaku gendang
tiga kali bulan bersinar
menandakan akhir perjumpaan

selama delapan masa tak tersentuh
mungkin sudah waktunya
melupakan segalanya

"el te" itulah singasana takdir terakhir
yang menyatukan mungkin terakhir
pasti terakhir

tak bisakah rasakah manis

ini dunia delusi
permainan pikiran
yang memainkan pikiran lemah
dan kesepian

berharap akan takdir
dan kisah indah
yang hanya dalam Dongeng Panjang
dan memakan Waktu....

Jumat, 31 Oktober 2008

pengharapan, harapan, dan kenyataan

matahari terbit dari barat ke timur
bisakah membalik kenyataan
mencoba menonton ulang film yang sama
dengan harapan cerita berubah

tulang sudah menjadi tanah
tidak mungkin mengembalikan tanah tersebut
mengertikah?

harapan tidak berada di masa depan
tidak juga di masa lalu
harapan hanya ada SEKARANG!!!

saat nafas masih bersama
sadarkah? bahwa kau bernafas?

masa lalu hanyalah kenangan
ibarat sungai yang menjadi laut
masa depan hanyalah impian
ibarat sungai akan menjadi laut

takdir yang tak dapat dirubah
kecuali pada masa nafas bersama
namun kebodohan akan selalu...
menyembunyikan kenyataan
dan memperlihatkan pengharapan kosong

harapan sejati adalah kenyataan

Selasa, 28 Oktober 2008

tanpa tujuan

11:54 AM 10/28/2008

kemana angin bertiup
tidak ada yang tahu
apakah angin peduli?
kemana ia bertiup?

semua ada disini...
untuk apa terus belari
tidak ada apa pun

sekarang waktu untuk bahagia
karena besok tetap akan menjadi besok
dan kemarin akan tetap menjadi kemarin

tidakkah kamu setuju?

Kamis, 23 Oktober 2008

jantung kesadaran

seruling seremonial pembuka
kendaraan besar begitu memukau
membawa ke jalan yang terlupakan

ajaran para sesepuh yang berkilau
memukau pengembara tak bertujuan
disinilah pengembaraannya dimulai

dari penghancuran dualisme
pertemuan dengan pandangan
pencarian akhir
hingga jalan menuju tanpa "aku"

semuanya merupakan melodi tanpa "melodi"
menghapus keinginan dan impian
meninggalkan kebahagiaan dan kesedihan
melampaui sejarah yang agung

demi bertemu dan menghancurkan Avija
paragon kecantikan yang paling memikat
dan mempesona di seluruh dunia.

Rabu, 22 Oktober 2008

Harapanku...

Lindungilah Keluargaku dari Kesulitan

Ujialah Albert yang menyedihkan ini dengan kesulitan. Jadikanlah dia manusia yang sempurna, atau biarlah dia mati...

Aku ingin menempuh hidup yang berarti. Aku mau menempuhnya, karena aku lahir sebagai manusia.

Rabu, 15 Oktober 2008

titik nol derajat

menjaga rumah dengan 6 pintu
sekali jetik 65 rentetan
sanggupkah?

tutup dan tutup
lalu tutup dan tutup
kemudian tutuplah

saat arus tenang
tak sejenis pun terseret
maka dingin kan lah

masih hidup kah?

perlukah seember air
atau teriakan melengking

bertanyakah?

Selasa, 14 Oktober 2008

wind et sal volare

...saat ini, aku sedang kehilangan tujuan. semua menjadi sangat membosankan, terutama sejak berpisah dengan teman-temanku. mengapa? aku pun tak tahu, sebab aku tidak pernah kesepian. sekalipun sahabat baikku tidak didekatku, genk Era's yang berpencar, teman smp yang entah kemana semua, teman smu yang entah kemana juga, teman kuliah yang lagi-lagi entah kemana, atau teman kos bj44 yang terlebih lagi entah akan kemana.
kecenderunganku bukan sebagai orang yang pandai bicara, jadi mungkin aku tidak dapat menyampaikan perasaan senangku yang bukan kepalang saat bersama semua temanku. aku hanya cenderung terdiam dan menikmati masa itu, saat semuanya berakhir pun, aku hanya bisa terdiam.
tapi tak peduli mereka ada dimana, mereka selalu di dalam kenanganku...

"waktu akan memakan segalanya, bahkan dirinya sendiri."

apa kau memiliki tujuan hidup? ... hahahaha....rasanya sangat menderita sekali saat ini. persis seperti perbincangan antara Alice dan Cheshire dalam Alice in Wonderland.

She went on. "Would you tell me, please, which way I ought to go from here?"
"That depends a good deal on where you want to get to," said the Cat.
"I don't much care where--" said Alice.
"Then it doesn't matter which way you go," said the Cat.


....benar-benar seperti hidupku saat ini. aku masih belum memutuskan akan mengarah kemana. sejujurnya saat ini, aku hanya hidup demi kedua orang tuaku. hanya itu, karena itu pula. aku tak punya ketertarikan akan apapun.

oleh sebab itu, saat ini aku menyadari tidak ada apa pun yang tertinggal dan tersisa dari hidupku. hidupku kosong, hidupku hampa. tidak ada yang berharap atau mengharapkanku. itu menyenangkan sekaligus menyakitkan. tapi bila aku melepas dualisme itu, aku hanya melihat semua kehidupan itu kosong adanya.
jadi... bila kau ingin memiliki kegembiraan dan penderitaan, kau tidak boleh melepas dualisme. seperti ketika menonton pertandingan bola tanpa memihak satu kubu pun, pertandingan itu akan menjadi hambar. lain jika kau memihak satu kubu, terkadang kau akan gembira sekali, terkadang kau akan kecewa.
ketahui itu, lalu putuskan apa kau akan memilih tetap mengengam dualisme atau melepaskannya. dan dualisme itu luas sekali, bukan hanya pertandingan bola. dualisme mencangkup apapun, rasa, wangi, penglihatan, presepsi, pencerapan, bahkan agama.

Minggu, 12 Oktober 2008

Acrobater

semampu yang tak mampu melakukan apapun
dalam kegelapan tanpa purnama
bagai mentari di malam purnama
tak mengertikah?
MENGERTIKAH?

after end of beginning
can you dare to fear?

begitu bodohnya, tak bisakah melihat kenyataan
ataukah memang sengaja tak mau melihat
ataukah? memang bodoh...
tak bijakkah yang berkata
tak mengertikah yang berkata

bolehkah membenamkan diri dalam tangis
disaat semua sedang tertawa terbahak-bahak
dapatkah seseorang menderita
disaat ia sedang amat bahagia sekali

mengertikah? tidak kau tak mengerti...

do re mi fa sol la si
berhentilah meniru apa yang nyata
berhentilah mengatakan khayalan
imajinasikah kalau begitu
ataukah mimpi

Jumat, 10 Oktober 2008

cacatan dari ekspedisi Vance Cart, hilang Jan 1868

Angin, itu deskripsi yang paling mudah untuk mengambarkan keadaan menuju gunung yang terlupakan, KunLun. Cara satu-satu yang diketahui untuk mencapai gunung tersebut adalah dengan menungangi angin. Bukan karena jauh, tapi lebih karena tinggi. Bahkan terselimuti awan tebal.
Gunung itu menyembunyikan diri sejak lama. Tapi terdapat bukti peningalan keberadaan tempat legenda itu. Adalah ingatan semua pendaki angin.
Terdiri tanah, air, api dan tentu saja angin. Dapat dikatakan angin adalah penyebab berpisahnya KunLun dan Bumi. Awan yang menutupi keberadaannya memberikan air tersegar yang mengalir turun. Dari awan ke kunlun, dari kunlun ke bumi.
Keberadaannya melindungi keberadaan setiap rahasia yang perlu disembunyikan.
Lalu apakah rahasia yang disimpan disana?
...

Kuning, Kekuningan, dan Mentari

Ingatkah, masih mengingatkah
Lentera Kekuningan dengan sinar Kunang-kunang
Menghiasi petang yang kekuningan
Pertemuan Pertama antara 2 pasang bintang

Detak jantung berhamburan
Impian mengelora silih berganti
Awan membuka gerbang mentari nan Kekuningan
Nada-nada saling bersautan bersenda gurau bergembira

sudikah Mentari itu menerangi Langit sepanjang masa?
sudikah?

tak pernah berhenti bertanya
mengenai Sinar, mengenai Arah, mengenai Kau
tidurlah saat malam, saat semua mimpi bergelimpangan
menunggu bangunnya Kau

seperti gurun menanti hujan
seperti kelelawar menanti malam
seperti serigala menunggu bulan
seperti kekasih menunggu pasangannya

begitulah Mentari menanti Sinarnya

Kamis, 09 Oktober 2008

Lontaran Kota Tua

hamparan kristal dan awan
mustika jiwa para pejuang
ingatkah mereka akan tanah kelahiran mereka?
perjuangan pada lautan merah asam
datang dan pergi

ratusan, miliaran kisah muncul
tragedi demi tragedi
tragis dan mengharukan
untaian senyum dan tangis
rangkaian aksara bersumbilah

bersandingnya percikan tanah biru
getaran dari sumber mimpi dan impian dan cita-cita
bernyanyilah, wahai sungai waktu

buih-buih kristal biru dari atas
mengiringi kedatangan malaikat pencuri hati
bagai meminum air garam, haus akan kehangatan
sakitkah ia? jatuh dari singasana
sungai menuju laut
hiasi dengan tawa pilu

kristal demi kristal bertemu, berpapasan, berjalan
dihulu bertemu dan berpisah dihilir
dunia di belakang cermin
keringat berjatuhan dari mata
lelah atas perpisahan

hembusan sinar menganti panggung
penari menari sili berganti
menukar peran menukar irama
kemilau mengelap
berakhir.....
di latar berdebu

ah, harumnya warna kelabu
menipis seiring sapuan tari
terjebak delusi idiot
para peramal masa lalu

Rabu, 08 Oktober 2008

EmerLand

musim berjalan
hujan saat kering
kering saat hujan
daun-daun berguguran

tak ada yang tertinggal
air mata tak memutarkan

angin memeluk gunung
seribu dasa pun mustahil
terus berhembus menuju utara

semilir mengikis karang
dalam legenda, semilir mengkristal
menyatu dengan karang bebatuan
itulah EmerLand, sang saksi-esa
bersatunya angin dengan gunung

karang menyatu dengan karang
itulah gunung, pada kenyataan

daun citrus dan daun baobab
menyatu dalam guguran daun
pada musimnya

Jejak Pedoman Sejarah

Purnama mencapai Sinar
dimanalah pantulan berselimut
arloji usang lari berdetak
menuju persemayaman waktu abadi

ShangRi-La, susunan langit dan bumi
manis dan segar, pusat segala keelokan
dataran, segala keinginan menjadi bentuk
yang tak terhingga...
segala penjuru melangkah menujunya
tua-muda, besar-kecil, SEGALANYA!

Namun tidak bagi
Para pemenang arus,
Yang sekali kembali,
Yang tak kembali,
dan...

Peoni yang cantik mengugurkan daun bunganya,
Pedoman Sejarah mencari bentuk
dan... memadamkan segala bentuk

mengapa?
tidak ada apa-apa

Senin, 06 Oktober 2008

melodi biru

peoni tak menabur
hati ini melembur
kedalam layar kekuningan
disana ingatan dikenang

mungkin rembulan membisu
karena tahu tak mungkin bersama
bagai condor dan pari
hanya ditakdirkan saling melirik

mengapa?

dari kertas kosong
lukisan yang indah
gadis bermata berlian
bergigi mutiara
dengan rambut hitam legam
berkulit sutra
begitu memabukan
bahkan
sang pelukis pun
konon jatuh cinta

mengapa?

Minggu, 17 Agustus 2008

At Wind Divergent

all changes...
everything changes...
peoples changes...

all memory will gone forever.

Sabtu, 02 Agustus 2008

KunLun Shan

KunLun sering disebut sebagai gunung legendaris, konon disana terdapat liang roh dari para orang teratas di dunia. Berbatasan dengan negeri impian Shang-Ri-La. Namun jalan menuju KunLun harus ditempuh bukan dengan menghabiskan tenaga saja, kekuatan mental juga harus kuat. Konon hanya sedikit sekali orang yang bisa mencapai KunLun.

KunLun disini bukanlah himalaya, KunLun yang dimaksud adalah gunung tinggi yang melayang di atas langit. Didalamnya terdapat berbagai binatang dengan kemampuan tinggi. Bahkan ada yang berkata, bila taman eden adalah surga. KunLun adalah Surga teratas, bahkan surga tingkat tujuh pun tidak mampu menandinginya kebesarannya. Hanya sedikit literatur yang membahas KunLun Shan (mengacu pada gunung tertinggi dilangit). Dan kebanyakan berasal dari dinasti Tang, dinasti tertua di China (FengShui, BaKua ditemukan dari dinasti tersebut).

Sangat sedikit orang yang tahun mengenai hal ini. Sebab konon perlu takdir khusus untuk mengetahuinya, dan meyakininya. Apakah anda termasuk?

Minggu, 15 Juni 2008

Kerikil dan Mentega

Suatu hari, dengan menangis tersedu tanpa henti seorang pemuda menghampiri Guruku. Guru bertanya:
"Mengapa engkau menangis, hai anak muda?"
"Kemarin ayah saya yang sudah tua meninggal dunia."
"Ya, apa yang bisa dilakukan? Bila dia telah meninggal, menangis tidak dapat membuatnya hidup kembali."
"Ya, hal itu saya paham. Menangis tidak akan membuat ayah saya kembali. Tetapi saya datang kemari dengan satu permohonan. Saya mohon anda melakukan sesuatu untuk ayah saya yang telah meninggal itu."
"Eh? Apa yang dapat saya lakukan untuk ayahmu yang sudah meninggal?"
"Lakukanlah sesuatu, anda adalah orang yang memiliki kekuatan. Anda pasti dapat melakukannya. Semua pendeta, pemohon ampun, dan peminta sedekah toh melakukan segala macam upacara dan ritual untuk membantu yang sudah meninggal. Begitu disini dilakukan ritual, pintu gerbang kerajaan surga akan terbuka. Lalu orang yang sudah meninggal itu diizinkan masuk. Dia memperoleh visa masuk. Sedangkan anda adalah orang yang sangat sakti! Jika anda melakukan ritual untuk ayah saya, beliau tidak akan cuma mendapat visa masuk, beliau akan terjamin bisa tinggal disana selama-lamanya. Beliau akan mendapatkan Green Card! Tolonglah, lakukan sesuatu untuknya!"

Pemuda malang itu amat dipenuhi rasa duka sehingga dia tidak dapat mengikuti argumentasi yang masuk akal. Guruku harus mengunakan cara lain untuk membuatnya paham. Maka beliau berkata: "Baiklah, Pergilah ke pasar dan belilah dua pot dari tanah." Si pemuda sangat gembira karena pikirnya guru telah setuju untuk melakukan ritual untukn ayahnya. Dia berlari ke pasar dan kembali ke dengan dua pot. "Baik," kata guru. "Isilah satu pot dengan mentega." Si pemuda melakukannya. "Isilah satunya dengan kerikil." Ini pun dilakukannya.
"Sekarang tutuplah mulut pot dan segellah dengan baik. Lalu taruh keduanya di kolam sana." Si pemuda melakukannya, dan kedua pot itu tenggelam ke dasar kolam. "Sekarang." kata guru, "ambil satu tongkat yang besar. Hantamlah pot-pot itu sampai pecah." Si pemuda merasa sangat gembira. Pikirnya, guru sedang melakukan suatu ritual untuk ayahnya.

Dengan tongkat seperti nasihat guru, pemuda itu menghantam ke dua pot itu kuat-kuat sampai pecah. Dengan segera, mentega yang diisikan ke dalam satu pot langsung muncul ke permukaaan dan mengapung di air. Kerikil di pot satnya terserak keluar tetapi tetap berada di dasar kolam. Kemudian guru berkata, "Nah, orang muda, sudah kulakukan sampai disini. Sekarang panggilah semua pendeta dan pencipta mukjizat dan suruhlah mereka mulai membaca doa untuk memohon: 'Oh, kerikil, naiklah, naiklah! Oh, mentega, turunlah, turunlah!' Akan saya lihat apa yang akan terjadi"

"Oh, anda pasti bergurau! Bagaimana itu mungkin? Kerikil lebih berat daripada air, jadi pasti tetap berada di dasar. Kerikil tidak dapat muncul ke atas. Itulah hukum alam! Mentega lebih ringan daripada air, jadi pasti tetap berada di permukaan. Mentega tidak dapat turun. Itulah hukum alam!"

"Anak muda, engaku sudah tahu banyak tentang hukum alam, tetapi belum memahami hukum alam ini: jika sepanjang hidupnya ayahmu melakukan perbuatan-perbuatan yang berat seperti kerikil, dia pasti turun; siapa yang bisa menaikkannya? Dan jika semua tindakannya ringan seperti mentenga, dia pasti naik; siapa yang bisa menariknya turun?"

Semakin dini kita memahami hukum alam dan mulai hidup sesuai hukum itu, semakin cepat kita keluar dari penderitaan kita.

Minggu, 16 Maret 2008

Kisah Sang Maestro Matsushita

Di tahun 1929, pernah terjadi 'depresi ekonomi global'. Wall Street menukik tajam tak terkendali. Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa.

Saat itu, General Motor terpaksa mem-PHK separo dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut.

Jutaan orang menjadi pengangguran. Jutaan orang kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

Malam menjadi gelap gulita. Kepanikan terjadi di mana-mana. Toko yang masih bertahan, menghentikan pembelian dari pabrik karena gudang sudah penuh dengan barang yang tidak terjual.

Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik bermerek National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor dengan pinjaman dari Bank Sumitomo.

Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang di masa kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja 18 jam sehari, 7 hari seminggu selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah yang membuatnya masih bernapas.

Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan laporan tentang kondisi perekonomian yang terus memburuk ketika manajemennya datang menjenguk. Lalu bagaimana tanggapannya ?

"Kurangi produksi separonya, tetapi JANGAN mem-PHK karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan pekerja, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari.

Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang."

Perintah ini bagi anak buahnya sama anehnya dengan depresi ekonomi itu sendiri. Koq bisa terjadi, yah ?

Dalam situasi begitu, sangatlah masuk akal jika perusahaan mem-PHK karyawan demi efisiensi. Namun Matsushita karena keyakinannya pada sang kebajikan sudah mantap, demi kelangsungan hidup anak-istri karyawannya, akhirnya mampu menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa depresi ekonomi tersebut.

Kebajikan Matsushita terhadap karyawannya mendapatkan hasil yang manis 16 tahun kemudian dari karyawan yang pernah ditolongnya. Ia menuai buah kebajikannya sendiri.

Ketika Perang Dunia II berakhir, Jenderal Douglas McArthur yang mengendalikan Jepang, menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang.

Pada kurun 1930-an, para pengusaha Jepang, termasuk Matsushita, mendapat tekanan rezim militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita pun ikut ditangkap.

Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganya membubuhkan tanda tangan petisi pembelaan untuk Matsushita !!! Jenderal McArthur pun tercengang oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita.

Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum perang dunia kedua yang diizinkan McArthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita.

Demikianlah Matsushita dapat terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia, dan baru pensiun pada tahun 1989 pada usia 94 tahun.

Ketika Matsushita meninggal tahun 1990, bukan cuma para pebisnis yang berduka cita. Presiden Amerika saat itu, George Bush (Senior), pun turut berduka.

Matsushita berhasil membangun dirinya melewati ambang batas pengusaha yang umumnya selalu lapar duit dan haus fulus serta menjadi pribadi yang humanis dan filsuf yang sangat peduli terhadap kemanusiaan.

Bagi Matsushita, uang bukanlah tujuan. Meskipun butuh uang tetapi uang bukanlah segala-galanya. Baginya, uang adalah sarana untuk melakukan kebajikan.

Itu sebabnya, beliau tidak pernah menggigit orang, main curang, atau merebut jatah orang lain. Matsushita yakin bahwa kalau kita tidak jahat dan terus berbuat baik maka kejahatan akan menjauhi kita dan kebaikan akan melindungi kita.

Jumat, 07 Maret 2008

Hukum Menabur dan Menuai

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok.

Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan. Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang ke rumahnya.

Ternyata rumah sipemuda kedua sangat bagus, besar, megah, dan mewah...Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang di berikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan.

Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan. Pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin ini mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Tetapi, ada seorang yang murah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberi beasiswa sampai akhirnya meraih gelar dokter.

Tahukah saudara nama pemuda miskin yang jadi dokter ini? Namanya FLEMING, yang kemudian menemukan obat Penisilin. Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr.Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru. Apa yang terjadi? berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda akhirnya sembuh !!

Tahukah saudara siapa nama pemuda itu ? Dia adalah WINSTON CHURCHIL -- PM Inggris yang termasyhur itu.

Dalam kisah ini kita dapat melihat hukum menabur dan menuai. Fleming menabur kebaikan -- Ia menuai kebaikan pula -- cita-citanya terkabul, ia menjadi dokter. Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil.

Tidak sia-sia bukan beasiswa yang diberikan ayah Churchil?

Selasa, 15 Januari 2008

dialetika para penglihat masa kini

kayu kusam dengan catatan kuning
tertuang berbagai makna dalam hidup
tanyakan pada burung yang berkicau
makna hidup ini
maka dia akan berkicau

butiran kabut dalam langit nada biru
sembunyikan gelap antariksa
kebenaran hanya terlihat saat malam
lihatlah bintang-bintang penuntun mimpi
betapa mereka mengisahkan kehidupan lampau

oh, raga dibalik cermin
buktikan kami hidup
hilangkan segala ilusi

dalam keheningan atas rasa
cobalah rasa gembira
manis atau asin tak masalah
tapi kisahkan padaku rasanya
bisakah?

 

Hit Counters
Amazing Counters