Minggu, 18 Oktober 2009

Relakanlah...

Re, kumohon relakan saja
ada yang datang dan ada yang pergi
tidak ada yang abadi di dunia ini
kecuali perubahan

bagi orang-orang yang kehilangan perasaan seperti kita
amatlah aneh untuk tetap membohongi diri sendiri
kita tidak bisa terus berhalusinasi dan menipu diri
seolah hanya ada satu yang abadi dibalik perubahan

bangunlah, sadarlah, jangan tertipu ilusi
kumohon...

bangunlah, bangun, dan sadarlah

Jumat, 11 September 2009

Nash Elgate Rvtery - Part 3

"aku sudah tak punya tempat untuk pulang"
Berulang kali, pemuda itu melangkah sambil mengucapkan kalimat itu. Kadang kencang, kadang lirih. Melewati hari-hari perjalanan tanpa arah dan kemudi. Dari Zhou ke Hang. Mungkin dalam pikirannya, dengan begitu ia bisa menemukan tempat untuk memasrahkan diri.

"Aku ini sampah dan tak berguna... lebih baik mati ketimbang menjalani hidup seperti ini." begitulah gumamnya pada sore ini sambil bersandar di pohon mahoni. Gumamnya tidak lebih baik dari pada kemarin ataupun kemarinnya lagi. Ia melelapkan diri dalam keputus-asaan tak terhingga.

Hari ini pun tampaknya berlalu seperti hari yang telah berlalu sejak perang asam.
...

Dari batas cakrawala, melewati setapak rerumputan hijau yang menguning cerah. Berjalan sambil melompat seorang bocah. Keceriaan tampak begitu melekat padanya..

Matanya yang nakal menerawang sekelilingnya, dalam sekali tengok, ia melihat pemuda itu. Dengan terheran-heran, ia mengampirinya sambil berkata:
"Tuan, menurut anda puisi Cloud in The Sky dituliskan diawal atau diakhir?"

Pemuda yang sedang menengelamkan diri dalam keputus-asaan itu, tampaknya merasa begitu tergangu dengan kehadiran anak kecil itu. Saat ini ia tidak bisa menikmati keputus-asaan yang sudah ia larutkan begitu lama dalam kesendirian. Namun ia tetap menjawab biarpun sambil kesal. "...entah, mungkin diawal..."

Terheran dengan tingkah dan jawaban pemuda itu, bocah itu tertawa bergelakak. Tampaknya perkataan yang biasa itu begitu lucu ditelinganya. "..Hahahahaha.. anda salah tuan, Cloud in The Sky ditulis pada akhir sebuah awal. Jawaban anda setengah benar dan setengah salah, tapi anda berkata seolah itu jawaban yang benar, sungguh lucu... hmm.. maukah anda melantunkannya tuan?"

Sambil Kesal dan Malas, ia menjawab, "Bocah, aku tidak tahu dan tidak peduli. Mengapa awan di langit, ataupun mengapa air di sungai... aku sungguh tidak peduli."

"Lalu..?", bocah itu memotong dengan tawa dimukanya. "Apa yang anda pedulikan tuan?"

"Tidak ada..." sambil membalik, mengisyarakatkan bocah itu untuk pergi.

"Lalu, kenapa anda begitu peduli pada keputus-asaan, kegagalan, ataupun hal-hal yang menghingapi pikiran gelap anda, tuan?", bocah itu tampak tidak peduli dengan isyarat itu.

"....." pemuda itu terdiam

Sambil tersenyum, bocah itu melantunkan sebuat syair demikian:

.....
Ku bermimpi
berMimpi? Bukankah itu hal yang sering?
Tidak kali ini berbeda sekali, terlalu nyata.
Aku ingat setiap detail dan detik dari mimpi itu.
Akan kukisahkan karena aku masih mengingatnya dengan jelas.

Bertitik pada pusat angin topan
Terlihat seseorang yang dewasa dan bijaksana.
Ia berbicara dengan seorang pemuda, Demikian.
'Siapa aku?'
'Apa kemampuanku?'
'Apa keinginanku?'
Pemuda itu terdiam, lalu berkata.
'Apakah kau adalah aku?'
'Apa pertanyaan itu untuk kutanya dan kujawab sendiri?'

Arus berganti, terlihat bocah, konon ia adalah ahli siasat yang luar biasa.
Terlihat olehnya seseorang perempuan yang amat tua.
Ada suara bergema,
'Bila ini adalah dia dimasa depan, apa kau masih suka dan mencoba?'
Bocah itu tersenyum dan menjawab langsung,
'Dari awal aku sudah tahu, menang atau kalah, semua kemungkinan, dan akhirnya.
Kau tahu? Aku pasti gagal. Tapi apa yang kulakukan murni atas kemauanku,
aku tak peduli hasilnya.'
Bocah itu menunduk lalu menengadah ke langit sambil tersenyum.
Lalu lanjutnya,
'Bila semua kulakukan atas hasil saja, aku bukanlah manusia.
Dan masalahnya aku hanyalah manusia biasa.
Mau bagaimanapun aku tak bisa menyiasati langit untuk lakukan keinginanku.
Siapapun pasti akan tua, sakit, dan mati.
Tapi yang terpenting adalah yang kusuka dan itu sudah cukup'

Di padang rumput terdapat anak muda terbaring.
Dia tak memiliki apapun. Tapi ia tidak bersedih.
Dia memiliki seluruh dunia ini. Tapi ia tidak bergembira.
Karena ia melepas segalanya.

Semua menjadi benar-benar putih bersih.
Dan mimpi pun berakhir.
Dengan pedoman 'tanpa pedoman'
.....

"Apa anda mengerti maknanya tuan?", tanya bocah itu.

"Bocah.. bila aku masih memiliki tujuan dalam hidup, masih mengejar cita-cita, ataupun ada cinta yang masih perlu kukejar... aku pasti akan meladenimu. Tapi bagiku semuanya sudah berakhir, hidupku saat ini adalah menunggu kematian. Hidupku sudah tanpa makna, baik secara eksplisit maupun implisit..."

"...tuan, anda sungguh picik bila begitu. anda tidak pernah bisa mengatakan hidup anda tanpa makna bila anda tidak mengerti kehidupan cacing ataupun burung yang terlihat bagi kita... lebih tanpa makna. anda bahkan tak mengerti apa-apa soal tujuan, cita-cita, ataupun cinta. Yang anda katakan tidak lebih dari vokal tanpa makna. sungguh picik...", dengan lirih bocah itu membalas kata-kata pemuda itu. Namun senyum tetap mengantung dibibir bocah itu.

Pemuda itu terdiam, berpikir sejenak lalu berkata, "..Lalu bocah, ..bukan Lans Realts. Apa arti kehidupan ini? Janganlah berfilosofi denganku, karena aku sungguh dungu dalam pemikiran abstrak."

Bocah itu menyeringai kemudian berkata, "..Hahahahahahaha.. pertanyaan mudah dengan jawaban mudah, wahai Nash Elgate Rvtery... bukankah jawabannya begitu dekat dengan dirimu? Tepatnya jawabannya ada dalam dirimu sendiri. Jangan memungkirinya.. Jangan mencari diluar, bila ia ada didalam." Sambil berkata, tubuhnya bertumbuh.. dari ukuran bocah menjadi pemuda tampan dengan rambut hitam legam pendek menguntai. Matanya biru gelap, seindah batu saphirre. Lengannya panjang dan tebal. Kakinya kuat dan kekar. Badannya tegap tapi lembut.

"Re, bagaimanapun.. aku sudah tidak punya tempat untuk dituju ataupun pulang. Kemana lagi aku harus melangkah..?", sahut pemuda berambut perak itu. Biarpun tubuhnya sekarang kurus sekali, tetapi seakan pernah terjadi sejarah dimana tubuhnya ideal untuk ukuran prajurit bertombak perak.

Sambil menatapnya ia berkata, "Ah, julukan Sky Shooter itu mungkin menjadi beban yang begitu berat bagimu Rvtery. Kau hingga kini terus menerus membidik langit, kejauhan. Sesuatu yang begitu ambisius dan menyedihkan, sebab kini.. sejak perang asam. Segalanya telah berubah, kau tidak punya lagi resource yang sama untuk melakukan hal yang sama.
Kelebihanmu dulu, menjadi kelemahanmu kini. Sebagai ahli taktik yang luar biasa, pola pikirmu adalah kesalahan, namun untuk membenahinya... hanya kau sendiri yang bisa."

sambungnya sambil menyeringai lagi, "...hehe, bagaimanapun lagi." sambil mengeluarkan tatapan penuh tawa. "Kau harus membenahi tujuanmu, mengatur ulang standard yang telah demikian tinggi kau gantung. Dan menata ulang sesuai dengan keadaan sekarang. Melakukan langkah-langkah kecil untuk mencapai pijakan besar, untuk melakukan lompatan kembali."

Rvtery tertunduk malu sambil berkata,
"Aku ingin keluarga, tapi hanya berharap.
Aku ingin teman, tapi hanya berkata.
Aku ingin kekasih, tapi hanya bermimpi.
Aku ingin kekayaan, tapi hanya menatap.
Kesemuanya memiliki satu INTI
Ingin, tapi tanpa rasionalitas."

lanjutnya.. "Dengan demikian, sesungguhnya selama ini aku telah menjadi orang gila. Yang menginginkan hal yang berbeda tetapi terus melakukan hal yang sama. ..dan untuk menyadarkanku itu, sesungguhnya aku harus berterima kasih padamu, Lans Realts."

"Sungguh..", tegasnya sambil tersenyum. Ini senyum pertama bagi Rvtery sejak perang asam itu. Sejak peristiwa yang membinasakan segala hal yang menjadi tujuan hidupnya.

Mutiara Asli yang berkilau tidak muncul dalam semalam. Begitupun legenda Rvtery sang ahli taktik, kejeniusannya menyebar dalam waktu 2 tahun SAGA. Dalam waktu itu, kata-kata "Jenius" muncul berdasarkan titah Raja-Raja pada masa itu, khusus untuk melukiskan kemampuannya.

Senin, 31 Agustus 2009

Museum Bank Mandiri, Exploration !!!

Berbeda dengan MBI, pada MBM aka Museum Bank Mandiri anda akan mengetahui suasana perbankkan pada jaman dulu.
Tepat di depan halte Beos, menjulang tinggi bangunan yang dikenal dengan nama Museum Bank Mandiri. Suasana didepannya ramai riuh, sedikit kontras dengan suasana MBI. Namun dibalik itu semua, apakah yang berada dibalik museum perbankkan yang terkenal ini?
Mengapa begitu banyak orang yang tergerak untuk menjadikan ini sebagai salah satu keajaiban dunia? Atau mengapa gempa di aceh tidak merusak satupun struktur bangunan Museum ini? Segala pertanyaan yang begitu terkecamuk dalam pikiran anda dalam sekejap mata akan sirna saat anda memasukinya.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Museum Bank Indonesia, so Classic...

"To remain ignorant of things that happened before you were born is to remain a child."
-Marcus Tilius Cicero-


Mengenang perkataannya, kami tergerak untuk mengunjungi museum bersama teman-temanku pada hari yang telah ditakdirkan. Singkat kata dan waktu, di pagi hari nan cerah pun berawan. Aku tiba dihadapan bangunan tua yang usianya jauh melampaui satu abad, dari luar pun terasa aroma sejarah yang begitu pekat pada bangunan ini, bulu kakiku merinding merasakannya. Dengan langkah kecil namun pasti, kakiku bergerak memasuki Museum Bank Indonesia!
Terpukau
, Kagum, Bangga, Tabjub, maupun Terperangah itulah perasaan yang berkecamuk saat kami berada didalamnya. Kupejamkan mataku, bagai berada dimasa lain. Dan seperti yang dikatakan dalam sejarah anak SD, tempat ini adalah sentral kehidupan ekonomi negeri ini pada waktu lampau. Sungguh tempat yang penuh sejarah dan bermakna.

Selasa, 25 Agustus 2009

there are two kinds of ways in the world...

Disana YIN dan... disana ZHOU
berada pada dua tempat yang berbeda

Yin, adalah awal kuberada
disana ada leluhur, keluarga, dan teman-temanku
disana ikatan tanggung jawabku berada
sebagai anak, teman maupun rakyat
masa lalu, dan pembelengu-ku

Zhou, adalah tujuanku, impianku
disana harapan, kegembiraan, dan cita-citaku
disana aku tanpa ikatan dan bukan siapapun
pribadi yang bebas dan tanpa ikatan
masa depan, dan harapan

Smith, temanku pernah berkata
untuk menghasilkan sesuatu yang besar
dibutuhkan pengorbanan yang besar
...namun pada akhirnya

aku harus kembali ke Yin
tak bisa mengorbankannya...

there are two kinds of people in the world...
people who go to Zhou and people who dont

Minggu, 23 Agustus 2009

There was a time...

mungkin sudah waktu-ku.

untuk berhenti melakukan hal...
dan kembali ke arah yang ingin ku tuju

biarpun berarti... memulai kembali dari 'nol'
itu lebih baik, dibanding terus melakukan hal...

mengertilah...
hanya inilah cara yang saat ini terpikir olehku
untuk mewujudkan cita-citaku...


thanks for Advice:
Analisa, dan tetap tenang; from Peterz
Percaya Diri; from Will
do the Best; from Amytha
Jangan Menyerah; from Smith
Kendalikan Diri; from Mysh
sedikit ambisius; from Robert
jangan terlalu banyak khayal; from Fyna


Wish me the Best!

Sabtu, 27 Juni 2009

Sorak Sorai

Hi! Mari melontarkan topi ke udara!!
terlempar dari tangan yang bergembira
untuk membuktikan keberadaannya
menantikan setiap detik penuh kegembiraan
hidup sangatlah menarik
tak terbatas untuk memenuhi rasa gembira

dunia yang kocak
hal yang terbaik untuk berbagi
bahagia dalam kebebasan ini

dunia yang konyol
hal yang terbaik untuk tumbuh
bahagia dalam kebebasan ini

membuka hati
membuka jiwa

lepaskanlah...
lepaskanlah beban di pundak
perhiasan yang tergantung di bibir kita... senyuman

adalah hal yang terbaik untuk berbagi dengan sesama
matahari di dunia ini penuh dengan mulut tersenyum
banyak masa depan indah menunggu kita
untuk bergabung dalam menciptakan
mata yang bersinar kita adalah sang jembatan

Sabtu, 02 Mei 2009

DeMiller Pordos - Part 2

Kota ini terbakar, sangat panas dan membara. "Aku tidak percaya pada Manusia, Aku tidak percaya pada apapun di dunia ini.", begitulah gumam pria yang terlihat sangat marah dan selalu marah. Kebencian ataupun Keserakahan membuat dirinya lebih kuat dan bergairah.
Sejenak ia duduk di kursi kayu pelantaran kota kelam yang berbau arang dan api. Panas dan membara. Sambil tersenyum ia menatap dengan jijik kepada pengemis di jalan, dan mengampiri si pengemis lalu menedangnya sambil tertawa terbahak-bahak. "Pengemis adalah sampah masyarakat, nista dan menyedihkan, lambang dari kemalasan dan sampah. Aku benci orang seperti kalian, aku ingin menyiksa orang seperti kalian." Sambil berkata begitu, ia membuang ludah pada pengemis itu. Pengemis yang ketakutan sekaligus marah.

Orang-orang dikota itu memanggilnya DeMiller, karena itu namanya. Dan nama itu indentik dengan kebencian pada apapun di dunia ini.
Baginya, dunia membencinya, dan ia pun membenci dunia. Ia tak tertarik pada apapun kecuali menyalurkan kemarahannya yang tak pernah habis. Ia benci matahari terbit karena menganggu tidurnya, ia benci matahari tengelam karena membuat gelap. Ia membenci sup panas karena membuat kerongokongannya terbakar, ia membenci sup dingin karena tidak lezat lagi.
Setiap kali keluar ia selalu membuat percekcokkan entah dimulai dari dia atau orang lain. Tiada toleransi baginya. Orang yang berjalan berlawanan arah dengannya baginya menyusahkan langkahnya, orang yang searah baginya membuat jalan penuh.
Pekerjaan yang ringan membuat ia merasa diremehkan, Pekerjaan yang berat membuat ia merasa diperbudak. Tak ada satu pun hal di dunia ini yang bisa memuaskan dirinya, selain berkelahi. Terutama saat dia menang, saat dia kalah pun ia tetap puas karena ia akan membalas dendam kekalahan itu dengan cara apapun. Kemenangan adalah hasratnya.
Bagi dirinya dunia tidak pernah adil, takkan pernah adil. Lingkaran kemarahan, kebencian, dan keserakahan akan terus berputar dan tak pernah habis, terus membesar, hingga membakar habis dirinya, raga maupun jiwanya.
Dunia yang panas terbakar, itulah yang terlihat baginya, dikota Safara.

Melihat masa lalunya, membuat iba, prihatin, sedih, sekaligus kesal dan benci. Perlakuan orang padanya dari awal memanglah tak adil. Tanpa kasih sayang, tanpa kepercayaan, tanpa ketulusan. Semua hal adalah dusta dan menyakitkan.

Senin, 16 Maret 2009

Jack Windrey - Part 1

"Middleburg the City of Hope", itulah papan yang tertulis dengan terlalu jelas (dan mengangu) di depan mataku. Biarpun aku adalah pria sabar yang berusia 15 tahun tapi tetap saja tak bisa mentoleri keberadaan papan nama itu, (Terlalu semena-mena) kata hatiku yang terdalam. Hanya saja setidaknya malam ini aku bisa tidur nyenyak setelah menyeruput secangkir teh hijau hangat.
...

"Tok-Tok", terdengar bunyi ketukan nada F di pintu kamar losmen yang baru kusewa 198 menit lalu. "Terlalu populer, Terlalu tenar, bahkan tidur pun tak tenang. Siapa paparazi ini?", sambil mengumam begitu aku menuju pintu mencari tahu apa maunya si pengetuk tak dikenal namun pandai mengetuk.
"Kriettttt......." (begitulah bunyi pintu yang sulit dibuka), bersamaan dengan dibukanya sang papan kayu tersebut keluarlah suara manis bernada sophran nan unik (khas gadis-gadis france yang sering meminum orange peco), "Pagi, Mr. Oscar Wildey Kland. Sekarang sudah jam 7 pagi, sesuai permintaan anda. Kami membangunkan anda.", sambil mengusapkan mata aku berusaha melihat gadis yang amat mirip dengan Katy Perry dan ternyata malah lebih cantik dari Katy Perry yang gemar berpakaian pin-up. (Ah! Dipagi buta, Diawal cerita langsung bertemu gadis cantik, sungguh apakah ini akan menjadi kisah cinta saudara-saudara)
Tanpa banyak basa-basi aku mengatakan, "Trims, Ms. Knocker. Bisakah sekalian anda membawakan sarapan saya? Omelet jamur dengan taburan sosis kering dengan sedikit mentega amsterdam dipadu saus kentang. Minumnya cukup coklat hangat ditabur choco chip."
"Maaf pak, disini hanya menyediakan roti panggang dan teh hangat untuk sarapan. Dan nama saya Julia Hamlet, panggil saja Katy" (Sungguh nama yang manis dan indah)
"Ah, itu pun cukup, Katy. Asal ada senyum manismu.", begitu balasku sambil menatap matanya yang biru metalik, sangat indah sekali.
Tersipu malu, ia menjawab, "Baiklah akan saya ambilkan. Tunggulah barang sejenak."
(Seribu tahun pun akan kutunggu)

Sambil menunggu aku membaca beberapa buku yang kubawa secara tak sengaja dalam perjalananku. 'Willing to Dance - Guide to be Millioner, Karya Adam Afro' sungguh buku yang amat aneh, dalam bukunya yang tebal dan tertulis best seller (entah atas dasar apa), dia hanya memotivasi para pembaca secara bodoh tanpa cara-cara yang jelas dan perinci. Semua yang dia tulis pernah kudengar tapi yang special, buku ini mengimani hasrat untuk kaya. (mungkin itu juga yang membuat buku tolol ini jadi best seller). Karena tak menarik kututup buku itu, dan perhatianku teralih pada burung jenis retriver yang sedang mencicit dijendela losmenku.
"Burung brengsek, kau pasti sedang menertawakan diriku. Jangan menghina wahai burung tak tahu diri. Hanya karena dikarunia sayap kau bisa pergi ke tempat mana pun tanpa banyak waktu terbuang. Tapi ingatlah burung bodoh, suatu hari nanti kami umat manusia akan melampaui kesombonganmu dengan mesin teleport yang sedang dikerjakan oleh Dr. Imanuel Hartz. Bersiaplah pada masa terburukmu." (entah kenapa aku berbicara dengan burung tolol yang tetap saja mencicit seperti binatang yang tak mengerti bahasa manusia yang berkelas seperti diriku ini. (dan tampan tentunya))
"Tok-Tok" bunyi ketukan kali ini bukan bernada F, tapi bernada A. Mengapa tak bernada F, seperti tadi. Apakah sang pengantar berbeda? Apakah sedang terjadi kasus pembunuhan berantai dan saat ini sang pembunuh berada di depan pintu untuk mengambil segala milikku? Tapi tidak akan pernah kuserahkan kemurnian hatiku. Dengan takut-takut, kubuka juga pintu kamar losmen ini.
Wangi roti panggang dan teh hangat masuk menyelimuti kamar losmen ini. Tapi yang mengantar bukanlah Katy. Tapi kakek tua yang berumur 26 tahunan lewat 4 bulan, sungguh kontras, dia bahkan tidak cantik, tidak jelita, suaranya pun tidak merdu. Tidak ada tanda-tanda dia keturunan prancis ataupun pernah tinggal di sana. -hampa-

Dengan hati yang sakit, aku memakan sarapan yang hambar ini. Bagiku ini adalah penghinaan, bagaimana tidak. Keinginanku untuk bertemu kembali dengan Katy adalah mutlak dan tak terbantahkan. Usai sudah kisah cinta ini, bila ada waktu lagi. Aku ingin kisah cinta kita diingat dalam sejarah manusia, bisa dikategorikan sebagai cinta tragedi, mirip kisah Titanic, hanya saja kami dipisahkan bukan oleh Es batu, tapi oleh sarapan. Begitulah, aku meninggalkan losmen saat mentari belum terlalu panas untuk membakar jaket kulit hitamku.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ponselku, Lexus W789, sebuah ponsel yang memiliki kelebihan dalam kamera. Berbunyi. Aku mengangkatnya, bersuaralah dia. "Mr. Anderson! Bagaimana kabar anda hari ini?"
(astaga, teman sd-ku yang sejak 20 tahun lalu, dan masih terus kontak hingga sekarang. namanya adalah Ronald Purara, tingginya 173cm, hobi bermain game, tapi bodoh, sehingga tampaknya maksud telepon paginya adalah meminta saranku untuk acara kehidupannya hari ini.)
Balasku, "Tentu saja baik, bagaimana kabarmu?"
"Ahahaha!!! Sudah kuduga, sekarang kau sedang dimana? Kudengar kabar bahwa kau terdampar ke kota sebelah. Akibat terlalu mabuk dalam pesta barbar semalam. Apa perlu kujemput? Sekarang posisimu dimana?"
(Sok tahu sekali dia, apa dia pikir aku pasti mau di jemput oleh dia? Memangnya aku tak mandiri. Umurku sudah 15 tahun, itu sudah lebih dari cukup untuk mengelilingi dunia seorang diri.)
"Tentu, sekarang aku sedang didepan Caesar Palace - Diamond Street", balasku dengan riang.
(...eh, apa yang terjadi? mengapa aku menyetujui penghinaan temanku itu dengan menjemputku. Siapa yang mengendalikan diriku yang sebenarnya? Jangan berkata karena alkohol setengah galon bisa membuatku tak sadar, seribu galon pun tak mengapa bagi kesadaranku. Majulah minuman keras!!!)

Orang irlandia terkenal karena citarasanya, rasanya itu adalah statement menarik tapi terkesal lugu. Sebab tak hanya orang irlandia yang bisa mengerti rasa. Anak kecil diperkampungan afrika pun bisa mengerti citarasa apabila setiap hari menyantap makanan berkelas. Ah, sayangnya. Hal ini tidak berlaku bagiku yang tetap saja menyantap match meal - santapan murah meriah dengan rasa tak berkelas. Ah, tapi kelas itu hanya tentang pikiran sajakan. Intinya tetap saja sama, harga. "Huahahaha...!!!!"
Perutku tergelitik oleh pemikiranku yang cerdas tapi bersahaja ini, sambil menatap patung Eliza, the Eater. Patung perempuan yang menderita obesitas tapi tetap makan, tangan kanan sedang menyedok sup bayam sementara tangan kirinya memegang paha ayam dengan daging terurai. Sungguh patung yang rakus..

Jumat, 06 Maret 2009

At the Heart of All Matter

Dulu pernah ada yang berkata padaku, bahwa aku seperti dijaga oleh 3 dewi. Athena, Muse, dan Minerva. Athena membuat keberuntungan selalu berpihak padaku. Aku sejujurnya tidak peduli dengan perumpaman tersebut. Tapi memang tak bisa disangkal keberuntungan selalu bersama diriku. Tak pernah lari kemanapun, bagai bayangan yang mengikuti pemiliknya, begitu juga keberuntungan mengikuti diriku.
SeeV bagiku adalah teman terbaikku, bukan mengapa. Karena ia adalah orang yang merubah cara pandangku. Dihadapan orang seperti dia, aku merasa amat rendah dan tak memiliki kemampuan, tapi itulah yang memberiku kelebihan dan kemampuan baru.

Aku masih ingat perkataan dia, "Baik dan Jujur adalah keharusan. Menolong orang lain adalah tanggung jawab kita sebagai sesama manusia. Mencintai semua mahkluk adalah hal yang tersulit."

Man, mendengar perkatanya dan melihat tingkahnya aku merasa menjadi manusia yang picik. Ah, andai tak pernah bertemu dengannya, aku akan terus hidup dengan cara bersenang-senang yang egois.
Orang lain terkadang mengatakan aku pelit, karena aku berusaha menghemat biaya yang tak perlu, terus mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk kedua orang tuaku. Sebab saat ini hanya cara itu yang kuketahui. Semoga kedepan, aku bisa melakukan lebih banyak hal.

Yah, untuk saat ini aku hanya bisa menulis sedikit. Karena akhir-akhir ini aku amat sibuk. Huahahaha....

Senin, 23 Februari 2009

tidak tahu ber-Terima Kasih

Kita adalah orang yang tak tahu berterima kasih...

Sah-sah saja bila anda menganggap anda orang yang tahu berterima kasih, biarpun pada kenyataannya. Anda tidaklah demikian, di dunia ini sesungguhnya amat banyak pahlawan yang tak pernah dikenal, menyelamatkan dunia dari bahaya, tapi tak pernah dianggap telah melakukan hal besar. Bahkan terkadang kita mengencam mereka, menanggap mereka mempersulit kehidupan kita. Ahaha... Mungkin anda akan lebih memahami melalui sebuah cerita...

Anda tahu tragedi lumpur lapindo? Mari kita berandai-andai... andai sebelum diberikan izin untuk melakukan pengeboran di sana, ada seorang petinggi negara yang pandai, cerdas, dan berani; bahkan ia dapat meramalkan bahwa akan ada bencana bila dilakukan pengeboran disana. Lalu ia membuat undang-undang yang melarang adanya pengeboran disana. Apa yang akan terjadi? Tentu tragedi itu tak akan terjadi, lalu apa yang pahlawan itu dapatkan? Tidak ada, bahkan mungkin ia mendapat cercaan dari pembisnis atau pengamat ekonomi yang pragmatis. Karena terlalu konservatif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Lihat.. tragedi terhindar, namun sang pahlawan tak mendapat apapun, malah lebih mungkin mendapatkan cercaan. Bila kita berpikir sejenak, sesungguhnya amat banyak sekali, bahkan tak terhitung, para pahlawan seperti ini. Namanya tak pernah di abadikan, kisah keberaniannya tak pernah dipuji, dan ia malah mendapat cercaan.

Bila demikan, bukankah kita adalah orang yang tak tahu berterima kasih?

Kita dengan picik lebih menghormati orang yang menyelesaikan akibat masalah, sedangkan mencerca orang yang menghindari masalah. Kita beranggapan bahwa hanya yang melakukan hal yang terlihat secara langsung manfaatnyalah adalah orang yang berjasa dan luar biasa bagi dunia. Bila demikian bukankah sebaiknya kita membenahi proses berpikir kita yang menanggap orang-orang terkenal yang dipuji dan dipuja adalah orang hebat. Masih ada banyak orang yang telah melakukan perbuatan heroik demi dunia, tapi tak pernah dikenal sampai sekarang. Mungkin ia keluarga anda, tetangga anda, teman anda, pemilik toko sepatu, penjual jamu, atau apapun. Bahkan mungkin seekor binatang pun bisa saja..
Pembaca, Jangan pernah memandang dunia ini hanya berdasarkan yang anda ketahui dan lihat, ada banyak hal, ribuan hal, jutaan hal yang anda tak ketahui. Bahkan mengapa anda masih hidup dan bisa bernafas saat ini pun bisa jadi berkat jasa seorang pahlawan yang tak pernah anda dan dunia ketahui.

Berterima Kasihlah...

bunga seruni adalah bunga memiliki banyak manfaat
namun tak banyak yang tahu bentuknya
bahkan wanginya pun tak semua tahu
ia tumbuh di tanah menyatu dengan alam
demikianlah ia terlibat pada perputaran dunia ini

Sabtu, 31 Januari 2009

Layangan beradu Langit

Wewangian musim semi masih tercium, nuasa pergantian musim dari musim dingin ke musim nan hijau ini. Bunga bermekaran di atas hamparan rerumputan nan hijau bagai permadani rusia. Siapa sangka... tahun ini aku tidak merasakan kue-kue khas tahun baru, menyedihkan....
Debar jantung adalah pertanda kehidupanku, selama itu jugalah aku yakin aku masih hidup. i'm so GLAD, i still life, YeS... LAKSANA alunan musik jazz yang juicey, demikianlah hidupku terkesan sendu dan gelap saat ini, tentu ditambah dengan latar malam dan gedung, serta terpencil dari kehidupan luar.
Tidak ada canda tawa, atau teriak-teriakan di hutan. Tidak ada berlari-lari kegirangan seperti saat bermain layangan biru marron beratapkan langit whuzky nan cerah. Aku ingin berteriak, ingin berlari kencang. Bermain snow ball sambil minum orange peco atau bermain IGO dengan lawan yang tangguh dalam permainan biji sewarna yang membingungkan tapi asik.
Ah, mengapa demikian...? Mengapa takdirku begitu aneh? Tidak, tidak, itu bukan takdir, hal ini terjadi karena aku memilih profesiku yang demikian unique, Auditor.

Bila teringat, ini adalah pilihanku. Aku pun menjadi teringat alasan mengapa aku memilih hal tersebut. Alasan yang sama dengan mengapa aku begitu menyukai buah persik, dan memutuskan itu menjadi buah favoriteku hanya dengan memakan satu buah. Alasan yang sama dengan mengapa aku memilih mengabaikan jalan kehidupan orang banyak...

Dengan mengingat hal tersebut lagi, rasanya ada semacam semangat mengalir dengan derasnya memasuki setiap ronga diriku, dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Ingatan-ingatan dan janji-janji kepada almarhum sahabat baikku pun turut muncul membuatku sadar kembali, alasanku terus berlari dalam kehidupan yang begitu panjang ini.

Diluar itu semua itu, aku terkadang merenung... auditor, profesiku ini bisa ada karena ketidakpercayaan penguna laporan keuangan pada perusahaaan penyaji laporan keuangan tersebut. Ternyata Trust adalah sesuatu yang nilainya sangat mahal, ya... maka itu tak salah bila Voltaire pernah berkata, "Aku tidak bersedih karena anda membohongi saya, tapi aku bersedih karena tidak bisa mempercayai anda lagi." Trust adalah hal yang sangat menentukan, mengapa Obama dipilih, mengapa Bush dibenci, mengapa orang cenderung pesimis mengenai dunia saat ini. Semua adalah faktor Trust... Tapi tentu saja, trust bisa ada karena faktor lainnya, Trust adalah hasil. Tindakan adalah penyebab. ahahaha... akhirnya kembali ke diri sendiri, ya.
Bila kita menjaga tindakan kita, laksana itu jugalah kita seperti menjaga hal yang amat mahal dan berharga. Mudah sekali bukan? Bicara memang mudah, tapi praktek menjadi amat berbeda..
Ah, dasar dunia yang melelahkan....

Akhirnya rangkaian kata ini hasil berakhir, seperti kata pepatah, tak ada pesta yang tak berakhir. Demikianlah aku undur diri dari perbincangan mono komunikasi ini. Dilain waktu, andai ada kesempatan dan takdir.. Tentu kita akan berjumpa lagi. Percayalah! Jangan menangis karena perpisahan ini..

Senin, 26 Januari 2009

K.I.S.S.

ribuan garis mengambarkan satu arti
dengan singa yang bersemayam di jantungku
pancaran sinar mata holmes menerangi semuanya
berlari dengan senyum tergantung
berupaya demi buah persik

taring yang tajam meramalkan
tarian takdir yang telah ditentukan
sejak awal para pemikir berpikir

berjuanglah
beranilah
dan kendalikan baobei

Sabtu, 24 Januari 2009

What I Want is What I Want

Berikut adalah sebagian hal yang ingin kulakukan:

  • Ingin bikin SIM mobil (entah mengapa belum sempat, dan belum punya mobil)
  • Ingin main internet sepuasnya (entah kenapa belum pernah benar-benar puas)
  • Ingin berpergian mengumpulkan data (entah mengapa, ah sudahlah)
  • Ingin merasakan musim salju dan bermain snow ball dengan gadis-gadis jepang yang kawai
  • Ingin baca buku terutama science, kisah sejarah china klasik, legenda yunani kuno, novel fantasi juga OK
  • Ingin main game yang banyak
  • Ingin belajar fisika, biologi, psikologi, ekonomi, bahasa inggris, bahasa mandarin, bahasa binatang, cold reading, yong chen, tari latin, dansa waltz, ataupun belajar nyanyi
  • Ingin mendapat misi mata-mata
  • Ingin menulis novel
  • Ingin para-sailing
  • Ingin mengemudi
  • Ingin berkemah
  • Ingin mancing
  • Mandi air panas di cipanas, asik juga
  • Ingin pergi ke tanah leluhur suku qiang, di daerah fujin
  • Ingin pergi ke kampung halaman Caesar, Roma. Aku juga ingin ke kota Hannibal, Cartago (di dekat Tunis, ibukota Tunisia yang sekarang)
  • Ingin melihat gerhana matahari (kabarnya sebentar lagi akan gerhana di Indonesia)
  • Ingin tinggal di HangZhou
  • Ingin menulis lagu
  • Ingin menulis puisi
  • Ingin bersantai sambil makan jiao zhi di kedai teh, ngobrol santai bersama sahabat
  • Ingin masuk pelatihan lagi (sudah 2 tahun tidak pergi, rasanya banyak hal yang lupa)
  • Ingin naik pangkat jadi assistant-2
  • Ingin membuka pabrik mainan
  • Ingin membuka restoran berkonsep healthy yang menyajikan makanan sehat dan enak
  • Ingin memiliki anjing yang kayak di film BOLT
  • Ingin mati ( terkadang merasa bosan sekali, terutama setelah teman-teman karibku pindah ke LN semua. menyebalkan sekali mereka)
  • Ingin berkumpul dengan teman-teman karib dan melakukan aktivitas konyol lagi.... (ah, indahnya masa itu)
  • Ingin tidak punya keinginan lagi, kadang-kadang aku merasa keinginanku tuh sangat banyak dan tidak bisa puas. Rasanya enak juga kalau bisa puas. Biarpun aku selalu ngantuk dan tidak bersemangat, sejujurnya aku ini sangat ambisius sekali. hahahaha....
  • Ingin punya pacar, tapi mungkin ketika punya malah ingin single, seperti dulu-dulu.... tapi ga apa dah, kalo cuantik...
  • Ingin berteriak-teriak di gunung terpencil (kalau di kota nanti disangka orang gila)
Meskipun hal yang ingin kulakukan kalau ditulis ada segunung, tapinya sama sekali tidak bisa dilakukan. Kalau bisa sih aku ingin pergi main snow ball. Tampaknya seru sekali, aku kan belum pernah..

Sabtu, 10 Januari 2009

pengelanaan

tanpa kompas dan peta
akan singgah dimanakah?
hanya berusaha keluar
dari tempat ini...

begitu sepi
jalan yang sepi
begitu sendirian
tanpa teman perjalanan
benarkah ini jalan yang benar?

terkadang air mata turun
bersama dengan turunnya hujan
tidak ada yang mengerti
mengapa jalan ini ditempuh
tidak ada yang tahu
jalan apa yang ditempuh
oleh pengelana ini

namun... keraguan lenyap seketika
saat gerbang Jhana terbuka sesaat
merasakan hembusan kebebasan
menyadari kekosongan jiwa
disanalah tempat dimana
bisa berhenti berlari
dan beristirahat
selamanya
...

dalam kebahagiaan
dan kenyataan

Kamis, 01 Januari 2009

Recognition the Land of Eudaimonia

Eight cycle:
Shark
Wold
Eagle
Turtle
Dolphin
Tiger
Phoenix
Dragon

Forth Element:
Fire / Slarn
Water / Unqer
Wind / Strix
Solid / Groth

72 School
12 Continent
10 Main Man of Notes

 

Hit Counters
Amazing Counters