Sabtu, 29 Agustus 2009

Museum Bank Indonesia, so Classic...

"To remain ignorant of things that happened before you were born is to remain a child."
-Marcus Tilius Cicero-


Mengenang perkataannya, kami tergerak untuk mengunjungi museum bersama teman-temanku pada hari yang telah ditakdirkan. Singkat kata dan waktu, di pagi hari nan cerah pun berawan. Aku tiba dihadapan bangunan tua yang usianya jauh melampaui satu abad, dari luar pun terasa aroma sejarah yang begitu pekat pada bangunan ini, bulu kakiku merinding merasakannya. Dengan langkah kecil namun pasti, kakiku bergerak memasuki Museum Bank Indonesia!
Terpukau
, Kagum, Bangga, Tabjub, maupun Terperangah itulah perasaan yang berkecamuk saat kami berada didalamnya. Kupejamkan mataku, bagai berada dimasa lain. Dan seperti yang dikatakan dalam sejarah anak SD, tempat ini adalah sentral kehidupan ekonomi negeri ini pada waktu lampau. Sungguh tempat yang penuh sejarah dan bermakna.
Kaki kami memasuki area ticketing, aku disuguhkan sebuah suvenir kecil berupa kertas bertulisan "tiket masuk" oleh sang penjaga tiket yang matanya menari dari kiri ke kanan menatap kaget pada kami.

Dengan hati yang riang gembira, dikarenakan bisa memasuki tempat bersejarah ini dengan gratis dikarenakan kami menunjukan semangat nasionalisme.

Wahana Pertama "Hologram Coin 4D"
Rules: catch the coin and learn about this coin history!
Gampangnya sih, kita harus menangkapi koin/token/gulden yang berjatuhan dengan riangnya, secara holografik dari atas kepala kita agar kita bisa mengetahui sejarah tuh koin/token/gulden. Biarpun kedengarannya mudah, tapi percayalah pada prakteknya hal ini sulit.

Wahana Kedua "Read UR Economic History"
Sepanjang jalan yang berliku-liku seperti sejarah ekonomi negeri kita, bagai mengikuti alur sejarah yang begitu panjang. Dari mengapa uang dikreasikan oleh manusia pada zaman perdagangan. Hingga membuat kita juga terkenang black 97 saat ekonomi crash. Begitu banyak hal yang telah terjadi sejak uang tercipta.
Sambil mengenang anda juga akan disuguhkan permainan "hologram 4D" yang bisa anda mainkan dengan teman anda ataupun orang yang tak dikenal. Saya pun mencoba mengajak mas-mas disana untuk main bersama saya, hahaha tentu saja saya menang, karena dalam hal ini, aku sulit dikalahkan. Wakakaka... dari sorot matanya (mas-mas itu) aku merasakan tangis kesedihan dan seolah dia berkata dalam hati"ayo kita bertanding sekali lagi" tapi karena aku bosan dengan permainan semacam konyol semacam itu, kusudahi persaingan tidak berguna itu.
Sebelum masuk ke wahana berikutnya anda pun bisa mengabadikan wajah anda sebagai cover uang 10.000an pada jaman 1960an. hm...so classic but FUN at All !!!

Wahana Ketiga, "Lift the Gold Bar"
Masuk kedalam ruangan bertabur emas batangan membuat keserakahan saya meningkat hingga batas nabir. Di ujung ruang penyimpanan batangan emas itu, ada tempat dimana ada bisa merasakan sensasi memegang emas batangan, yang OMG sangat langka dan mahal. Bapak-bapak yang ada disana berkata pada saya bahwa emas monas (saat masih emas asli) berasal dari sini. Cool!
Fun fact: Ada kepercayaan yang dianut disini bahwa barang siapa bisa mengangkat batangan emas asli tersebut dengan satu tangan akan dikarunia kekayaan berlimpah. (asal dia bisa membawa batang emas itu pulang ke rumah hidup-hidup tanpa ketahuan)

Wahana Keempat, "Know UR Money History"
Ini wahana terakhir sekaligus yang paling menyenangkan, disini kita bisa melihat hidup-hidup uang-uang yang pernah beredar di tanah air tercinta kita. Dari uang sekecil biji jagung hingga uang jaman flintstone belum lahir. Awesome! Sungguh tempat yang pantas untuk mengisi akhir pekan anda yang membosankan. Dan anda pun akan tabjuk setengah hidup saat anda sadar bahwa negara kita punya uang bernominal satu juta. Atau saat anda tahu, dulu uang kita pernah memiliki bentuk yang tak jauh berbeda dengan uang monopoli. Fun at all.

Akhirnya kami pun terpaksa mengakhiri petualangan di Museum Bank Indonesia pada titik ini. Kami terseok keluar dengan perasaan nasionalis yang begitu kental dalam setiap tetes darah kita. Keindahan kaca pantri seolah menjadi tanda selamat jalan dari Museum yang kesepian ini.

Kami melangkah keluar dengan tersenyum bangga yang tergantung dibinaran mata atas sejarah perbankkan negeri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Hit Counters
Amazing Counters