Kamis, 30 Desember 2010

Dentungan 5 Menit

dalam 5 menit banyak hal bisa berubah
hari ini menjadi Esok
kemarin menjadi Sekarang

dalam dentungan waktu, hidup ibarat perpindahan maya
dari satu pengkondisian ke pengkondisian lainnya
benarkah kita hidup, dan benarkah ini kita

dalam 72hari tubuh kita telah sepenuhnya
tergantikan oleh sel-sel yang sepenuhnya baru
sepenuhnya baru... yang dimakan telah menjadi yang memakan
sesungguhnya manakah tubuh sejati ini?

terlepas dari semua itu keberadaan jiwa adalah sesuatu yang khalik
dan tak lepas dari keindahan dan keyakinan
bahwa itu ada dan nyata

dan tak bisa termaknai dengan kata-kata belaka

Jumat, 19 November 2010

Eagle at Sky

Tak terasa sudah hampir 4 tahun...
Selama itu pula aku berusaha untuk mencurahkan sastra
dalam kepunjangganku yang terbatas
setidaknya sekarang aku menyadarinya

Hidup itu tidak pernah bisa diprediksi...
Apa dan Mengapa...

Dari kanak, cita-citaku selalu berubah
terus dan tak pernah sama
Begitu juga hidupku

dan Sekarang waktunya untuk berjuang
serta memanggil diriku yang hilang...

===

Lucu juga, saat aku berpikir sudahlah...
justru hasrat itu muncul..
menjadi manusia memang unik
aku kembali menulis dan entah sampai kapan

Kamis, 12 Agustus 2010

Lantunan Mabuk

tidak berseri, tidak muram
pikiran ini serasa membusur
menyesali akan waktu yang terbuang
untuk salam perpisahan

menulis puisi mabuk
sesal kekal karena tak sampai

memandang dengan bingung dalam payung kertas
dibawah teduhnya langit dengan awan
menyembunyikan cinta

senyum tidak dapat menyembunyikan malam
jawabannya yang mengigit dari kehangatan

bagai melukis diatas kanvas api
menunggu untuk membenci cinta
ingin memeluk detik-detik terakhir

mengapa, sayang?
mati adalah hal yang kulakukan disaat akhir.
mengapa?

Rabu, 04 Agustus 2010

IV.03. Waktu yang telah Berlalu

Lans Fyonds - Part 4.03

Spring 12, Kura-Kura Api

Semerbak wangi rerumputan yang tersirami mentari pagi berbaur dengan aroma embun. Burung-burung liar bermain di atas rerumputan, sesekali menukik, sesekali meliuk, sesekali menari dengan indah. Suara kicau riang yang begitu ribut, menyambut hari yang baru. Seakan tidak mempedulikan masa lalu ataupun masa depan.

Daerah ini sendiri dinamakan Wumheag oleh penduduk sekitar, bila musim panas tiba, para petani dari lembah akan datang dan bercocok tanam hingga musim gugur, selebihnya tempat ini kosong dan diterlantar begitu saja oleh penduduk sekitar.

Pada musim lainnnya, Wumheag hanya sesekali dilewati para kafilah yang berpergiaan antara Dax'en dan ShangRi.

Sosok-sosok manusia disertai suara percakapan terdengar dari arah Barat. Arah dimana kota Dax'en berada.

"Ayo, kita baru bisa mencapai ShangRi dalam sebulan kalau kalian lemas begitu.", Bapak berkumis jarang itu mencoba menyemangati keluarganya. Istrinya diam, tapi tampak dari raut mukanya ia kelelahan. Lelaki kekar yang berada dibelakang dengan berusaha tersenyum, sambil menuntun kuda-kuda mereka yang sudah lemas tersengat matahari gunung sambil menyeret kereta barang. Anaknya duduk diatas salah satu kuda, duduk lesu kelelahan, sambil memandang sekitar.

"Yah, tempat ini sepi sekali.. Aku ingin makan..", seru bocah itu memandang ayahnya yang berjalan di depan.

Ayahnya, menjawab dalam lelah untuk meladeninya, "Tidak lama lagi, Edward. Keluarga Walter harus memiliki kesabaran. Liat Phil, dia sama sekali tidak mengerutu terus sepertimu."

Edward hanya bisa terdiam lesu mendengar itu.

Perjalanan mereka berlanjut, dataran yang dipenuhi rumput yang hijau. Kicau burung dan suara serangga musim semi memenuhi telingga mereka.

Langit mulai mengelap saat mereka menemukan kedai.
"HA!! Yah, itu ada kedai!! Aku ingin makan pasta..", Edward begitu bersemangat saat melihat kedai itu.
"Iya, Iya.. kita akan kesana."
Raut wajah Phil mendadak muram, dan ia segera menghampiri Ayah Edward dan berbisik pelan.
Mendengar bisikan Phil, Dahi Hix mengerenyit berpikir.. lalu berkata
"Rasanya tidak, daerah ini tergolong aman, Phil."

Mereka masuk ke kedai itu, memesan makanan dan minuman.
Orang-orang di kedai itu tampak begitu garang dan buas saat melihat mereka. Luka dan Tatto berceceran ditubuh mereka.
Pemilik kedai itu, tampak pasrah terhadap pelanggan-pelanggan mereka yang bertampang bajingan itu.

Phil berbisik pada Hix, lalu sesekali Hix mengangguk sebagai tanda setuju.

Setelah selesai dari makan dan minum, lalu membayar hidangan, mereka segera bergegas pergi dari kedai itu. Langkah mereka begitu cepat, seperti dikejar setan. Edward dan Istri Hix tertidur diatas Kuda. Sementara Hix dan Phil memacu kuda mereka yang sudah makan dan beristirahat itu. Kereta barang berdentang kuat mengikuti irama kuda-kuda itu.

Mereka terus memacu sampai perbatasan Wumheag dan ShangRi. Udara mendingin, dan hujan rintik-rintik khas musim semi berjatuhan ditengah gelapnya malam. Kicau burung tidak terdengar lagi, sebagai gantinya suara lolongan serigala di kejauhan.

Mendadak, seiring bunyi desingan kuda-kuda mereka satu persatu roboh dan tersungkur. Serangkaian anak panah, menghujani mereka. Gerombolan yang datang dari kegelapan menghujan mereka dari berbagai arah.
Phil terpanah di kaki, segera mengambil tombak dan melawan. Hix berteriak histeris melihat istrinya terpanah di dada sambil merangkul Edward. Hix yang mengila, mengambil tombak dan melemparkannya ke arah sosok-sosok dalam gelap itu. Bersamaan dengan menusuknya panah itu ke salah seorang dari sosok-sosok itu, Hix jatuh terurai darah akibat hujanan tombak dan panah.
Phil yang kuat pun sudah terengah-engah.. nafasnya yang semakin pendek, tapi kekuataannya membuat ia belum terkalahkan. Mendadak hujan panah menghujaninya dari sampingnya... lalu ia Roboh.

Edward.. bocah malang itu, menyaksikan semua itu.
Mendengar desingan panah, peluh kesakitan, dan hujan darah.
Sebagai putra saudagar miskin, dikala masih berumur 5tahun, ia sudah banyak menjalani hidup susah. Waktu temannya bermain, ia membantu orang tuanya. Waktu temannya belajar, ia berjualan dipinggir jalan. Seakan segala kesulitan itu tidak cukup.
Saat ini diusianya yang baru beranjak 10 tahun, ia harus kehilangan semua anggota keluarganya. Hix, ayahnya yang sabar. Teglar, ibunya yang rewel padanya. Dan Phil, anak buah ayahnya, sekaligus teman dekatnya.

Sosok-sosok penyamun dengan tawa bengis semakin mendekat padanya. Pandangan matanya mengelap karena ketakutan.. Ia menangis, dan ketakutan..

"Hujan...
Hujan Tangis,
Hujan Darah,
Sesungguhnya apa itu Kehidupan?

Disaat semua tertawa mengapa hanya aku yang menangis?
Apakah ada yang dinamakan kebahagiaan di dunia ini?

Hujan tangis, Air mata berlinang
Hujan darah, bersamaan dengan robohnya Kenangan..."

Suara itu mengema, dalam gelapnya pandangan Edward kecil.
Dalam gema suara itu, terdengar jeritan-jeritan.
Ledakan, dan Suara angin yang bergemuruh entah sedih atau marah..
...

Mentari meninggi, penduduk sekitar ShangRi berkerumun di perbatasan. Penuh tanda tanya akan suara gemuruh semalam. Terkejutlah mereka akan hal yang mereka lihat, onggokan puluhan mayat manusia yang tercerai berai, terpotong dengan rapi, sayatan sempurna dalam seribu arah. Membuat mayat tersebut tidak terkenali lagi bentuknya. Hanya mayat Hix, Teglar, dan Phil yang masih tergeletak rapi penuh luka dan anak panah.
Di pinggir mayat kuda, mengigil Edward dengan badannya yang panas demam.

Satu persatu dari mereka mulai bersuara dan memberi pendapat

"Mayat yang terurai tampaknya mayat para penyamun gunung."

"Bocah ini entah sial atau beruntung? Hidup tapi sebatang kara.."

"Tapi bocah ini juga terluka, terdapat anak panah diperutnya."

"Mayat-mayat ini bukan tersayat oleh pedang, tapi angin... dan mereka tersayat bersamaan"

"Angin? Pengendali Anginkah? Tapi sayatan serapi ini, hanya satu orang yang bisa.."

"...Fyonds!! Lans Fyonds!! Hanya dia yang bisa melakukan sayatan ini.."

"Bocah itu, bocah itu pasti melihat rupanya, cepat selamatkan dia, bawa dia ke balai pengobatan!"

"Cepat...!!!"

Penduduk ShangRi, membawa Edward ke ShangRi, mengobatinya, berharap ia bisa mencari Fyonds. Legenda yang hilang dari dunia ini. Untuk membawa keselamatan bagi dunia.

Edward sebatang kara, atas usulan kumulatif para penduduk ShangRi, dimasukkannya ia ke perguruan setempat. Dengan tujuan, mempersiapkannya untuk mencari Legenda yang hilang itu..

bersambung...

Kamis, 22 Juli 2010

Quantum Infinite Dialetika

Biarpun dikatakan sebagai Intuisi dan Ingatan batin, sesungguhnya pemikiran yang simpel itu tidak lebih dari input monolog yang tidak jelas pusarannya. Kecepatan dan Waktu, dua hal itu sering diperdebatkan, diperbincangkan, sekali lagi tanpa kejelasan manufaksi keberadaan.

Misalkan pusaran A adalah kuantum Tetra yang memiliki fusi kinetik Ether Gamma. Maka pusaran A pasti dianggap sebagai pusaran awal yang memiliki basis hitungan kuartal 60tahun/arrow.

Jika hal ini dibandingkan dengan realism, setidaknya filsafat realism yang digubris oleh Adam Standler, pusaran tersebut akan diperdebatkan setidaknya dari 108 sudut pemikiran. Untuk ditelah keberadaannya apakah nyata atau tidak, apakah benar atau tidak, apakah kekal atau tidak.

Bagaimanapun, seluruh pengetahuan, entah metafisika, entah ekonomi belaka. Sesungguhnya itu semua berbasis pada keberadaan dan pengakuan akan adanya Hukum Ketidakkekalan. Sedangkan yang dicari dari berbagai pengambungan fusi seluruh ilmu pengetahuan hanyalah keabadian/ kekekalan. Sesungguhnya kenyataan itu adalah ironis dan menyedihkan.

Bagaimana mungkin dari sesuatu yang tidak kekal menghasilkan kekekalan?
Ilmu agama, membasiskan pada dasar kekekalan terlebih dahulu, kemudian diturunkan menuju "down to earth" menjadi ketidakkekalan. Mengesampingkan segala permasalahan atas ketidakkekalan dengan impian akan kekekalan.
Ilmu pengetahuan scientific, tidak berarti jauh berbeda. Sama, mencari kekekalan berbasis pada segala hal yang tidak kekekal didunia ini.

Pertanyaan dari substansisasi infinite adalah limit consigentif kah? tidak ada yang pernah berhasil menjawab secara tegas. Tapi semua seolah dengan tolol menganggap ketidakkekalan adalah bagian dari kekekalan.

Hukum kekekalan energi setidaknya pernah menjadi utopia. Pemikiran tranvender fundamentalis manusia. Sayangnya saat ditelusuri, sebenarnya yang terjadi adalah kekekalan energi perubahan.

Mengutip Wilder dalam pemikiran Kongnasifikasi, 25:90. Bukankah itu adalah suatu kesalahan?
Bahwa yang terakhir bisa dipakai adalah dialetika. Sebuah pencapaian akan kesadaran melalui pengalaman.

Minggu, 20 Juni 2010

tanpa Alasan

sepanjang kabut kekuningan
apakah ada yang cukup menarik
lalu menjadi alasan untuk hidup
untuk 1000 tahun dan lebih

selain tanggung jawab

bila itu sudah selesai peran ini
izinkan, keluar dari perlombaan

apakah ada akhir?
bila ada kapan?

Jumat, 02 April 2010

IV.02. Rantai Masa Lalu

Lans Fyonds - Part 4.02

Fall 18, Serigala Air


Musim telah berganti, dua bulan sudah terlewati. Namun baik Lans Edworld tidak satu langkah pun keluar dari negeri Stin Ygeia, bahkan keluar dari kota Waltz pun tidak. Tampak sang pelaksana misi tertidur di sebuah losmen. Begitu nyenyak, sampai orang selewat pun bisa menerka, sudah berminggu-minggu ia tidak terbangun. Edworld, menengelamkan dirinya kedalam mimpi yang terdalam.

Sebaliknya, sang pengawal, Maxwell, sejak 2 minggu lalu meninggalkan tuannya. Menurut pemilik losmen, ia menitipkan tuannya kepada dirinya. Semata-mata agar dirinya bisa, mencari informasi tentang keberadaan Lans Fyonds. "Daripada menunggui orang tidur, lebih baik aku mencari informasi.", itu perkataan yang Max yang diingat oleh pemilik kos itu.

Pemilik losmen itu sebenarnya tidak terlalu suka dengan keberadaan mereka berdua. Namun karena mereka diberikan misi itu (Pencarian Lans Fyonds), ia pun tidak bisa memilih. Lagi pula keberadaan Fyonds, akan sangat penting bagi negeri itu, dikemudian hari menurutnya. Bagaimanapun, ia hanyalah perempuan tua yang gemuk, namun dibalik itu semua.. ia pun menyimpan harapan pada sosok Fyonds.

===

Ternyata diluar perkiraan, Max pun menganti tujuan perjalanan itu, dari mencari Fyonds sampai akhirnya berusaha mengenal tuannya lebih jauh. Hal itu dikarenakan, keberadaan Fyonds sendiri ternyata lebih sulit dari menemukan Malaikat di Neraka.
Menelisik dan Menyusuri jejak awal keberadaan Edworld, itulah yang akhirnya dilakukan Max. Ia menuju Shang-Ri, perguruan tempat Edworld belajar. Perjalanan itu ia tempuh dalam 3hari, dengan menaiki kuda dan kereta uap.
Shang-Ri sendiri sebuah perguruan di sebuah lembah, untuk mendatanginya harus terlebih dahulu mendaki bukit baru kemudian menuruni bukit. Tempat ini begitu hijau, hijau karena dedaunan. Wangi tempat ini pun semerbak dikarenakan banyaknya bunga, air terjun Charcalt berada di barat perguruan. Tempat ini sangatlah alam dan asri.

Esoknya, setelah menginap semalam di penginapan umum perguruan. Max langsung mencari segala info tentang Edworld. Ia menanyakan ke berbagai orang. Dari Guru hingga Master. Dari murid hingga taruna. Dari ujung ke ujung, tampaknya hampir tidak ada tempat yang memiliki keramaian yang tidak ia tanyakan. Semangatnya untuk mengumpulkan informasi sungguhlah luar biasa. Namun hasilnya sungguh mengecewakan, dibanding memuaskan.

"Huff.. rasanya sudah semua tempat pengajaran kutanyai. Tapi mendengar nama Edworld pun tidak ada yang pernah.", guman Max dengan wajahnya yang putus asa.

Akhirnya ditengah keputusasaannya itu, ia masuk ke perpustakaan perguruan. Ia berniat mencari informasi dari kumpulan buku yang ada, berharap siapa tahu.. ada sedikit informasi tentang tuannya itu, tuan yang aneh itu. Ditengah kumpulan buku itu, ia tertidur kelelahan. Dan saat menjelang malam, ia dibangunkan oleh penjaga pustaka. Heran melihat orang asing yang tidak pernah sebelumnya ia jumpai. Pustakawan itu bertanya pada Max tentang apa yang ia cari.
"Lans Edworld, aku mencari informasi tentang orang ini..", begitu balas Max, sambil terus membuka halaman demi halaman buku yang ada didepannya.
"Edworld? Apa yang kau maksud, pria yang berambut hitam legam dan mata yang tampak selalu mengantuk?", tanya pustakawan itu
"...ah, iya dia yang kucari. Apa anda memiliki informasi tentangnya?", matanya melepas pandangan dari buku-buku. Tampak kelelahan, tapi sedikit senang karena ada informasi biarpun misalkan hanya sedikit.

...

Dari informasi pustakawan itu, Max mengetahui 2hal. Pertama, Edworld sering membolos untuk tidur di perpustakaan ini. Dan kedua, informasi yang jauh lebih bernilai adalah tempat tinggal Edworld selama diperguruan ini, sekaligus teman sekamarnya.
Bergegas, Max menuju pondok-pondok kayu di kompleks murid-murid perguruan. Bulan telah muncul saat Max, mendapati pondok tempat Edworld tinggal. Setelah beberapa ketukan, pintu dibuka, dan menyembul muka yang lelaki yang gemuk.

Setelah saling berkenalan, mereka memulai berbincang. Max tampaknya berupaya sekali mendapatkan informasi tentang Ed. Tapi Rachmond, tampaknya hanya punya sedikit info tentang Ed. Selain mengkategorikan Ed sebagai orang yang malas dan cuek. Rachmond hanya bisa bercerita tentang kisah cinta Edworld. Itu pun tampaknya hanya sebatas yang ia dengar. Sedikit sekali.

Dari cerita Rachmond, Max menyimpulkan terdapat tiga gadis yang pernah memiliki hubungan khusus bagi Edworld. Cerita Rachmond sebenarnya amatlah membingungkan, karena cara ia bercerita sangatlah tidak berpola, logikanya pun melompat-lompat. Sehingga, Max terus melakukan fokus topik, agar ceritanya tidak tentang makanan yang akan dimakannya saat tidak lapar, ataupun cara membuang sampah yang anggun.

Gadis pertama adalah Nivanna Starr, ia adalah putri dari raja, kecantikannya tidak disangkal. Matanya indah, dan jernih, rambutnya hitam legam, dan begitu feminim serta anggun. Max, dapat mendeskripsikan semua hal itu dalam sekilas pandang, dari foto Nivanna. Namun untuk ukuran tinggi badan, ia tidaklah tinggi, tapi berat badannya membuat ukurannya proposional. Dari cerita Rachmond, diketahui bahwa cinta Ed kepadanya hanya sebatas kata-kata, yang tidak pernah terlaksana dalam tindakan ataupun ucapan. Mereka pernah bertegur sapa, namun.. sebatas itu juga yang paling jauh.

Max, hanya bisa tersenyum mendengar penuturan Rach mengenai Nivanna dan Ed.

Lynne Adle adalah gadis kedua, begitulah Rachmond menuturkannya. Dari foto Gadis ini sesungguhnya tidak cantik, biasa saja tapi sensual. Tipe gadis pengoda, bila melihat gayanya yang seronok. Kisah mereka, dimulai dari Adle yang mulai mendekati Ed, Ed sesungguhnya tidak pernah meliriknya pada awalnya. Namun, disaat Ed sudah mulai terbuai dalam perasaannya, dan mulai mencoba menerka-nerka apa itu cinta. Adle sudah menjauh pergi dan mengoda lelaki lain. "Hahaha, sungguh ironis bukan?", tawa Rachmond sehabis menceritakan secara panjang dan lebar.

"Namun, sesungguhnya gadis yang bisa disebut pernah berada di hati Ed, hanya Kai Yin (恺阴). Dia bukanlah putri ataupun pengoda.", tutur Rach memulai mengkisahkan. Foto dimana Ed bersama Yin cukuplah banyak, dan bila dilihat tampaknya mereka adalah pasangan yang cocok. Yin tidak secantik Nivanna. Juga tidak seanti-klimaks Adle. Namun kisah keduanya tidak pula berujung indah.
"Dia adalah gadis yang tidak bisa mendengar apa kata hati, dan perasaannya. Terlalu banyak mendengar perkataan orang tentang Edworld. Ed adalah pemalaslah, pembangkanglah, atau bermasa depan sampah.. Akhirnya, pilihannya menghancurkan kehidupan keduanya. Mungkin, andai Yin memilih Ed. Yin akan menemukan pria yang bisa ia andalkan. Dan Ed pun akan bangkit... bagaimanapun ia adalah satu-satunya pria yang diakui oleh Er Zhang.."
Max tampak terkejut mendengar nama Er Zhang sehingga langsung memotong pembicaraan,"Er Zhang? Taruna Terbaik Shang-Ri yang mampu pernah menembak jatuh 9 Matahari? Ed diakui olehnya? Bukankah anda bilang, Ed hanyalah orang yang sangat payah?"
"Ho..Ho.. Ed memang payah, dan tak berguna. Setidaknya itu yang ditunjukan dia saat berhadapan dengan kita. Aku pun sesungguhnya tidak tahu, mengapa Er Zhang mengakui keberadaan Ed. Mungkin bila kau ada kesempatan bertemu Er Zhang. Kau bisa bertanya padanya. Sebab, dia adalah salah satu dari segelintir orang yang mengakui keberadaan Ed. Bila kau begitu tertarik pada Ed. Bahkan ketiga wanita itu pun, tidak tahu kemampuan Ed sebenarnya, begitu juga denganku. .. Hanya itulah yang kutahu tentang Ed.", Rach mengakhiri pembicaraan, dan mempersilahkan Max keluar pondoknya. Mereka pun berpamitan.

Hari telah begitu gelap dan cahaya yang ada hanya berasal bulan yang tertutup awan.

bersambung...

Sabtu, 20 Maret 2010

IV.01. Takdir dan Pertemuan

Lans Fyonds - Part 4.01

Cacatan Maxwell

Summer, 5 Serigala Air

Mulai hari ini.. aku akan mengemban misi besar. Hmm... Seumur-umur sebagai assist yang bisa dikatakan lebih banyak gagal ketimbang berhasil, sesungguhnya mendapat tugas Rank 1 itu mustahil.
Sulit, itu sudah pasti. Mendampingi Lans Edworld yang mendengar namanya pun tak pernah, untuk menemukan manusia setengah dewata, Lans Fyonds. Sang pewaris kesaktian kaisar Tang..
Kesaktian yang luar biasa, bahkan untuk ukuran dewata. Tanpa sadar kugumankan lantunan syair tentang kaisar Tang.

Ditembak panah, tubuhnya Mengeras
Dikejar kuda, akan lebih cepat dari kuda


Sungguh kesaktian dewata...

Bangun di hari besar lebih merupakan penantian yang panjang, sebab sesungguhnya aku tidak bisa tidur menanti hari ini. Dengan mata yang masih mengantuk karena tidak tidur. Aku menuju Hall of Task, sambil bercakap dengan Natsu, aku menyelediki siapakah gerangan Lans Edworld itu.
Ternyata orangnya tidak seperti bayanganku, tampak terlalu lemah untuk orang yang mengemban misi sebesar ini. Ah, jangan-jangan, dia memiliki kesaktian berpikir atau kesaktian tinggi apa pun itu... Haha, mana mungkin orang rendah mendapat misi kelas atas ini. Mencari Lans Fyonds itu, ibarat mencari keabadiaan, nyawa boleh jadi taruhan, sebab saat bertemu L.Fyonds. Bukan tidak mungkin akan terlebih pertarungan fisik dan kesaktian yang mengorbankan jiwa dan raga.
Namun, belum selesai aku berpikir panjang. Natsu membisikiku, "Setauku, Edworld.. adalah mahkluk yang bermasalah. Dan tidak memiliki kemampuan. Satu-satunya alasan dipilihnya dirinya untuk menemukan Fyonds, adalah karena dia satu-satunya saksi hidup keberadaan Fyonds. Yang oleh dirinya sendiri, ia ingkari."
Mendengar perkataan seperti itu, pikiranku mulai menerawang pada perjalanan yang akan sangat merepotkan dan melelahkan. Ah, sungguh berat... tapi itu satu-satunya cara untuk memulihkan reputasi burukku. Haha...

Kecepatan waktu itu relatif, dan tampaknya menunggu membuat waktu berdetak lebih lama. Menunggu pengesahan misi, membuatku tegang dan lelah. Pikiran berkelana, Hati bergetar... Mungkin karena ini misi besar pertamaku.

"Lans Edworld!!" Itu yang kutunggu, nama dari orang yang akan menjadi atasanku selama misi nanti. Dari barisan paling belakang, berdiri pria yang terlihat mengantuk dan tak bersemangat. Maju dan mengambil "Surat Perintah" dengan ekspresi malas dan mengeluh.

Tuan Salem selaku Ketua Perguruan berkata padanya, "Misi ini bagaimanapun adalah misi yang sulit. Karena itu, kau memiliki waktu yang tak terbatas untuk menuaikannya. Tapi setidaknya selesaikan sebelum kau mati."
"Bagaimanapun tuan Salem.. misi ini adalah lelucon bukan?", balas Edworld sambil menyeringai ngantuk.
Mereka hanya bertukar pandang, kemudian Edworld pergi ke pintu keluar perguruan. Dan tampaknya ia berencana menjalankan misi ini segera.

Terbangun dari lamunan, aku langsung bergegas mengejarnya. 'Sungguh mengherankan dia itu, tidak mencari assistennya dulu tapi langsung bergegas pergi.. aku tak mengerti apa yang membuat ia begitu terburu-buru'
Tak berapa lama aku berhasil mengejarnya, "Tuan Lans Edworld tunggu sebentar, saya Maxwell Odeous yang akan menjadi assisten anda. Apa anda tidak tahu anda mendapat pengawalan saya?"
Langkahnya berhenti, dan ia memandangku dengan mata ngantuknya. Kemudian ia berkata, "Dengan atau tanpa pengawalan.. misi ini adalah lelucon. Memang kau pikir aku mau kemana?"
"Mencari Lans Fyonds, tuan" balasku
"Hahaha... Lans Fyonds? Keberadaan orang itu lebih merupakan lelucon antar generasi yang ditumpukkan keberadaanya kepada saya, Lans Edworld. Secara logis maupun deduktif, keberadaanya hanyalah hikayat. Jadi yang saya mau lakukan sekarang adalah tidur! Bukan mencari hal yang tidak ada. Tidak mengertikah kau?"
"Tuan, bagaimanapun memang keberadaan Lans Fyonds begitu tipis, tapi tuan pembesar menugaskan kita bukan tanpa alasan. Pasti ada dasarnya..."belum beres aku berkata dia menimpa
"Dasarnya adalah tuan pembesar tidak punya tugas untuk kau maupun aku, yang tidak pernah menyelesaikan satupun misi dengan baik. Jadi menugaskan kau maupun aku adalah alasan untuk membuat perguruan tidak perlu menangung biaya hidup kita selama menumpang di perguruan. Tidak mengertikah kau?"
"Tuan sungguh naif..."
menyeringai, lalu ia berkata "Bila sudah cukup, aku mau tidur

Pertemuan awal tapi juga masalah yang besar. Atasanku ini tampaknya tidak ada niat untuk menuaikan misi. Sudah 3 bulan sejak pemberian misi, yang ia lakukan hanya tidur, makan pun hanya seminggu sekali. Aku pun sudah hampir putus asa, tapi aku harus mengusakan sesuatu...
Setidaknya aku harus mencari motivasi yang mungkin bisa mengerakkannya, sebab misi ini hanya bisa dilaksanakan oleh dia. Satu-satunya saksi hidup keberadaan Lans Fyonds... begitulah yang kudengar dari Natsu.

Berarti, aku harus mulai menyelidiki masa lalu tuan Edworld dan ikatannya dengan Lans Fyonds. Serta alasan dia tidak berniat mencari Lans Fyonds.

bersambung...

 

Hit Counters
Amazing Counters