hamparan kristal dan awan
mustika jiwa para pejuang
ingatkah mereka akan tanah kelahiran mereka?
perjuangan pada lautan merah asam
datang dan pergi
ratusan, miliaran kisah muncul
tragedi demi tragedi
tragis dan mengharukan
untaian senyum dan tangis
rangkaian aksara bersumbilah
bersandingnya percikan tanah biru
getaran dari sumber mimpi dan impian dan cita-cita
bernyanyilah, wahai sungai waktu
buih-buih kristal biru dari atas
mengiringi kedatangan malaikat pencuri hati
bagai meminum air garam, haus akan kehangatan
sakitkah ia? jatuh dari singasana
sungai menuju laut
hiasi dengan tawa pilu
kristal demi kristal bertemu, berpapasan, berjalan
dihulu bertemu dan berpisah dihilir
dunia di belakang cermin
keringat berjatuhan dari mata
lelah atas perpisahan
hembusan sinar menganti panggung
penari menari sili berganti
menukar peran menukar irama
kemilau mengelap
berakhir.....
di latar berdebu
ah, harumnya warna kelabu
menipis seiring sapuan tari
terjebak delusi idiot
para peramal masa lalu
Kamis, 09 Oktober 2008
Lontaran Kota Tua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar