Selasa, 03 Oktober 2006

cloud in the sky

Ku bermimpi
berMimpi? Bukankah itu hal yang sering?
Tidak kali ini berbeda sekali, terlalu nyata.
Aku ingat setiap detail dan detik dari mimpi itu.
Akan kukisahkan karena aku masih mengingatnya dengan jelas.



Bertitik pada pusat angin topan
Terlihat seseorang yang dewasa dan bijaksana.
Ia berbicara dengan seorang pemuda, Demikian.
'Siapa aku?'
'Apa kemampuanku?'
'Apa keinginanku?'
Pemuda itu terdiam, lalu berkata.
'Apakah kau adalah aku?'
'Apa pertanyaan itu untuk kutanya dan kujawab sendiri?'

Arus berganti, terlihat bocah, konon ia adalah ahli siasat yang luar biasa.
Terlihat olehnya seseorang perempuan yang amat tua.
Ada suara bergema,
'Bila ini adalah dia dimasa depan, apa kau masih suka dan mencoba?'
Bocah itu tersenyum dan menjawab langsung,
'Dari awal aku sudah tahu, menang atau kalah, semua kemungkinan, dan akhirnya.
Kau tahu? Aku pasti gagal. Tapi apa yang kulakukan murni atas kemauanku,
aku tak peduli hasilnya.'
Bocah itu menunduk lalu menengadah ke langit sambil tersenyum.
Lalu lanjutnya,
'Bila semua kulakukan atas hasil saja, aku bukanlah manusia.
Dan masalahnya aku hanyalah manusia biasa.
Mau bagaimanapun aku tak bisa menyiasati langit untuk lakukan keinginanku.
Siapapun pasti akan tua, sakit, dan mati.
Tapi yang terpenting adalah yang kusuka dan itu sudah cukup'

Di padang rumput terdapat anak muda terbaring.
Dia tak memiliki apapun. Tapi ia tidak bersedih.
Dia memiliki seluruh dunia ini. Tapi ia tidak bergembira.
Karena ia melepas segalanya.

Semua menjadi benar-benar putih bersih.
Dan mimpi pun berakhir.
Dengan pedoman 'tanpa pedoman'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Hit Counters
Amazing Counters