matahari terbit dari barat ke timur
bisakah membalik kenyataan
mencoba menonton ulang film yang sama
dengan harapan cerita berubah
tulang sudah menjadi tanah
tidak mungkin mengembalikan tanah tersebut
mengertikah?
harapan tidak berada di masa depan
tidak juga di masa lalu
harapan hanya ada SEKARANG!!!
saat nafas masih bersama
sadarkah? bahwa kau bernafas?
masa lalu hanyalah kenangan
ibarat sungai yang menjadi laut
masa depan hanyalah impian
ibarat sungai akan menjadi laut
takdir yang tak dapat dirubah
kecuali pada masa nafas bersama
namun kebodohan akan selalu...
menyembunyikan kenyataan
dan memperlihatkan pengharapan kosong
harapan sejati adalah kenyataan
Jumat, 31 Oktober 2008
pengharapan, harapan, dan kenyataan
Selasa, 28 Oktober 2008
tanpa tujuan
11:54 AM 10/28/2008
kemana angin bertiup
tidak ada yang tahu
apakah angin peduli?
kemana ia bertiup?
semua ada disini...
untuk apa terus belari
tidak ada apa pun
sekarang waktu untuk bahagia
karena besok tetap akan menjadi besok
dan kemarin akan tetap menjadi kemarin
tidakkah kamu setuju?
Kamis, 23 Oktober 2008
jantung kesadaran
seruling seremonial pembuka
kendaraan besar begitu memukau
membawa ke jalan yang terlupakan
ajaran para sesepuh yang berkilau
memukau pengembara tak bertujuan
disinilah pengembaraannya dimulai
dari penghancuran dualisme
pertemuan dengan pandangan
pencarian akhir
hingga jalan menuju tanpa "aku"
semuanya merupakan melodi tanpa "melodi"
menghapus keinginan dan impian
meninggalkan kebahagiaan dan kesedihan
melampaui sejarah yang agung
demi bertemu dan menghancurkan Avija
paragon kecantikan yang paling memikat
dan mempesona di seluruh dunia.
Rabu, 22 Oktober 2008
Harapanku...
Lindungilah Keluargaku dari Kesulitan
Ujialah Albert yang menyedihkan ini dengan kesulitan. Jadikanlah dia manusia yang sempurna, atau biarlah dia mati...
Aku ingin menempuh hidup yang berarti. Aku mau menempuhnya, karena aku lahir sebagai manusia.
Rabu, 15 Oktober 2008
titik nol derajat
menjaga rumah dengan 6 pintu
sekali jetik 65 rentetan
sanggupkah?
tutup dan tutup
lalu tutup dan tutup
kemudian tutuplah
saat arus tenang
tak sejenis pun terseret
maka dingin kan lah
masih hidup kah?
perlukah seember air
atau teriakan melengking
bertanyakah?
Selasa, 14 Oktober 2008
wind et sal volare
...saat ini, aku sedang kehilangan tujuan. semua menjadi sangat membosankan, terutama sejak berpisah dengan teman-temanku. mengapa? aku pun tak tahu, sebab aku tidak pernah kesepian. sekalipun sahabat baikku tidak didekatku, genk Era's yang berpencar, teman smp yang entah kemana semua, teman smu yang entah kemana juga, teman kuliah yang lagi-lagi entah kemana, atau teman kos bj44 yang terlebih lagi entah akan kemana.
kecenderunganku bukan sebagai orang yang pandai bicara, jadi mungkin aku tidak dapat menyampaikan perasaan senangku yang bukan kepalang saat bersama semua temanku. aku hanya cenderung terdiam dan menikmati masa itu, saat semuanya berakhir pun, aku hanya bisa terdiam.
tapi tak peduli mereka ada dimana, mereka selalu di dalam kenanganku...
"waktu akan memakan segalanya, bahkan dirinya sendiri."
apa kau memiliki tujuan hidup? ... hahahaha....rasanya sangat menderita sekali saat ini. persis seperti perbincangan antara Alice dan Cheshire dalam Alice in Wonderland.
She went on. "Would you tell me, please, which way I ought to go from here?"
"That depends a good deal on where you want to get to," said the Cat.
"I don't much care where--" said Alice.
"Then it doesn't matter which way you go," said the Cat.
....benar-benar seperti hidupku saat ini. aku masih belum memutuskan akan mengarah kemana. sejujurnya saat ini, aku hanya hidup demi kedua orang tuaku. hanya itu, karena itu pula. aku tak punya ketertarikan akan apapun.
oleh sebab itu, saat ini aku menyadari tidak ada apa pun yang tertinggal dan tersisa dari hidupku. hidupku kosong, hidupku hampa. tidak ada yang berharap atau mengharapkanku. itu menyenangkan sekaligus menyakitkan. tapi bila aku melepas dualisme itu, aku hanya melihat semua kehidupan itu kosong adanya.
jadi... bila kau ingin memiliki kegembiraan dan penderitaan, kau tidak boleh melepas dualisme. seperti ketika menonton pertandingan bola tanpa memihak satu kubu pun, pertandingan itu akan menjadi hambar. lain jika kau memihak satu kubu, terkadang kau akan gembira sekali, terkadang kau akan kecewa.
ketahui itu, lalu putuskan apa kau akan memilih tetap mengengam dualisme atau melepaskannya. dan dualisme itu luas sekali, bukan hanya pertandingan bola. dualisme mencangkup apapun, rasa, wangi, penglihatan, presepsi, pencerapan, bahkan agama.
Minggu, 12 Oktober 2008
Acrobater
semampu yang tak mampu melakukan apapun
dalam kegelapan tanpa purnama
bagai mentari di malam purnama
tak mengertikah?
MENGERTIKAH?
after end of beginning
can you dare to fear?
begitu bodohnya, tak bisakah melihat kenyataan
ataukah memang sengaja tak mau melihat
ataukah? memang bodoh...
tak bijakkah yang berkata
tak mengertikah yang berkata
bolehkah membenamkan diri dalam tangis
disaat semua sedang tertawa terbahak-bahak
dapatkah seseorang menderita
disaat ia sedang amat bahagia sekali
mengertikah? tidak kau tak mengerti...
do re mi fa sol la si
berhentilah meniru apa yang nyata
berhentilah mengatakan khayalan
imajinasikah kalau begitu
ataukah mimpi
Jumat, 10 Oktober 2008
cacatan dari ekspedisi Vance Cart, hilang Jan 1868
Angin, itu deskripsi yang paling mudah untuk mengambarkan keadaan menuju gunung yang terlupakan, KunLun. Cara satu-satu yang diketahui untuk mencapai gunung tersebut adalah dengan menungangi angin. Bukan karena jauh, tapi lebih karena tinggi. Bahkan terselimuti awan tebal.
Gunung itu menyembunyikan diri sejak lama. Tapi terdapat bukti peningalan keberadaan tempat legenda itu. Adalah ingatan semua pendaki angin.
Terdiri tanah, air, api dan tentu saja angin. Dapat dikatakan angin adalah penyebab berpisahnya KunLun dan Bumi. Awan yang menutupi keberadaannya memberikan air tersegar yang mengalir turun. Dari awan ke kunlun, dari kunlun ke bumi.
Keberadaannya melindungi keberadaan setiap rahasia yang perlu disembunyikan.
Lalu apakah rahasia yang disimpan disana?
...
Kuning, Kekuningan, dan Mentari
Ingatkah, masih mengingatkah
Lentera Kekuningan dengan sinar Kunang-kunang
Menghiasi petang yang kekuningan
Pertemuan Pertama antara 2 pasang bintang
Detak jantung berhamburan
Impian mengelora silih berganti
Awan membuka gerbang mentari nan Kekuningan
Nada-nada saling bersautan bersenda gurau bergembira
sudikah Mentari itu menerangi Langit sepanjang masa?
sudikah?
tak pernah berhenti bertanya
mengenai Sinar, mengenai Arah, mengenai Kau
tidurlah saat malam, saat semua mimpi bergelimpangan
menunggu bangunnya Kau
seperti gurun menanti hujan
seperti kelelawar menanti malam
seperti serigala menunggu bulan
seperti kekasih menunggu pasangannya
begitulah Mentari menanti Sinarnya
Kamis, 09 Oktober 2008
Lontaran Kota Tua
hamparan kristal dan awan
mustika jiwa para pejuang
ingatkah mereka akan tanah kelahiran mereka?
perjuangan pada lautan merah asam
datang dan pergi
ratusan, miliaran kisah muncul
tragedi demi tragedi
tragis dan mengharukan
untaian senyum dan tangis
rangkaian aksara bersumbilah
bersandingnya percikan tanah biru
getaran dari sumber mimpi dan impian dan cita-cita
bernyanyilah, wahai sungai waktu
buih-buih kristal biru dari atas
mengiringi kedatangan malaikat pencuri hati
bagai meminum air garam, haus akan kehangatan
sakitkah ia? jatuh dari singasana
sungai menuju laut
hiasi dengan tawa pilu
kristal demi kristal bertemu, berpapasan, berjalan
dihulu bertemu dan berpisah dihilir
dunia di belakang cermin
keringat berjatuhan dari mata
lelah atas perpisahan
hembusan sinar menganti panggung
penari menari sili berganti
menukar peran menukar irama
kemilau mengelap
berakhir.....
di latar berdebu
ah, harumnya warna kelabu
menipis seiring sapuan tari
terjebak delusi idiot
para peramal masa lalu
Rabu, 08 Oktober 2008
EmerLand
musim berjalan
hujan saat kering
kering saat hujan
daun-daun berguguran
tak ada yang tertinggal
air mata tak memutarkan
angin memeluk gunung
seribu dasa pun mustahil
terus berhembus menuju utara
semilir mengikis karang
dalam legenda, semilir mengkristal
menyatu dengan karang bebatuan
itulah EmerLand, sang saksi-esa
bersatunya angin dengan gunung
karang menyatu dengan karang
itulah gunung, pada kenyataan
daun citrus dan daun baobab
menyatu dalam guguran daun
pada musimnya
Jejak Pedoman Sejarah
Purnama mencapai Sinar
dimanalah pantulan berselimut
arloji usang lari berdetak
menuju persemayaman waktu abadi
ShangRi-La, susunan langit dan bumi
manis dan segar, pusat segala keelokan
dataran, segala keinginan menjadi bentuk
yang tak terhingga...
segala penjuru melangkah menujunya
tua-muda, besar-kecil, SEGALANYA!
Namun tidak bagi
Para pemenang arus,
Yang sekali kembali,
Yang tak kembali,
dan...
Peoni yang cantik mengugurkan daun bunganya,
Pedoman Sejarah mencari bentuk
dan... memadamkan segala bentuk
mengapa?
tidak ada apa-apa
Senin, 06 Oktober 2008
melodi biru
peoni tak menabur
hati ini melembur
kedalam layar kekuningan
disana ingatan dikenang
mungkin rembulan membisu
karena tahu tak mungkin bersama
bagai condor dan pari
hanya ditakdirkan saling melirik
mengapa?
dari kertas kosong
lukisan yang indah
gadis bermata berlian
bergigi mutiara
dengan rambut hitam legam
berkulit sutra
begitu memabukan
bahkan
sang pelukis pun
konon jatuh cinta
mengapa?